Translate

Tuesday, December 2, 2014

TIPS & TRIK TITIK BERAT KENDARAAN VS KESELAMATAN BERKENDARA.



Setelah beberapa kali terjebak dalam antrian panjang kemacetan karena ada peristiwa truk (terutama jenis kontainer)/ bus yang terguling di tikungan atau bundaran, maka timbul rasa penasaran dan pertanyaan di saya punya kepala. Apakah semua ini bermula dari sang driver yang belum memiliki kesadaran akan eksistensi titik berat kendaraannya, sehingga lalai/ ceroboh dalam mengendalikan kecepatan saat menikung/ memutar yang berakibat kendaraannya terguling? Untung saja pada semua kejadian di atas tidak membawa korban (dari pengendara motor atau mobil di sekitaran) akibat tertimpa benda berat. Tapi entah pada kejadian yang sama di tempat yang lain.

Jadi pada kesempatan kali ini, ada baiknya untuk terpaksa sekejap memusatkan perhatian pada persoalan titik berat ybs., yang bisa dimulai dari:


TITIK BERAT KENDARAAN ITU BINATANG APA GERANGAN?

Haha, tentu saja bukan Son, melainkan cuma TITIK! satu titik...tik...tik...tik....
Lebih mudahnya, titik berat kendaraan adalah titik keseimbangan kendaraan, sehingga apabila kendaraan ditumpu tepat pada titik itu, maka kendaraan akan bertengger seimbang....mbang...mbang...mbang.
Titik berat kendaraan itu tidak nyata/ imajiner dan posisinya melayang dalam ruang 3 Dimensi.
Setiap bagian penyusun kendaraan memiliki titik beratnya masing-masing, misal: Roda, Mesin, Frame, Body, Jok, Kaca Spion, dll.
Masing-masing titik berat bagian tsb. akan memusat (super position) pada satu titik imajiner yang bernama Titik Berat Kendaraan. Agar mudah diingat, maka selanjutnya disebut COG (Central of Gravity).

Posisi imajiner COG dapat digambarkan dalam bentuk koordinat 3D: COG (X,Y,Z)
OK my Son... Kalau disini belum puyeng, maka silakan dilanjut saja.... LANJUTKAN!


BAGAIMANA CARA MENGETAHUI POSISI COG KENDARAAN?

Cara perhitungannya cukup sederhana dengan rumus Keseimbangan Benda, dimana sebelumnya harus dikumpulkan dulu data berat dengan timbangan besar pada masing-masing roda depan dan belakang.
Posisi COG tidak tetap, karena bisa bergeser ke atas/ bawah, ke depan/ belakang dan ke samping kiri/ kanan, tergantung pada besar dan posisi beban yang ditambahkan atau dikurangi pada kendaraan ybs.
Secara umum bila beban berat (penumpang atau barang) ditambahkan, maka akan menggeser COG ke bawah. Bila beban berat yang ditambahkan diletakkan cenderung ke depan, maka COG akan ikut bergeser ke depan, bila diletakkan cenderung ke sisi kanan, maka COG akan ikut bergeser ke kanan. Demikian seterusnya.

Bagaimana Son? Bila masih belum puyeng juga, so silakan dilanjut kembali.... LANJUTKAN!


LALU MENGAPA HARUS REPOT MEMIKIRKAN COG KENDARAAN?

Dengan mengetahui COG kendaraan, maka potensi bahaya dinamika kendaraan bisa diantisipasi lebih awal.
Potensi bahaya dinamika tsb. berupa:
1. Terguling/ Rolling, akan menyebabkan kendaraan terguling ke samping.
2. Tukikan/ Pitching, akan menyebabkan kendaraan terjungkal ke depan/ belakang.
3. Melintir/ Yawing, akan menyebabkan kendaraan terputar terhadap sumbu vertikalnya.

Antisipasi bahaya rolling:
Memperhitungkan bergesernya COG ke arah samping sisi kiri/ kanan, dengan membagi posisi penumpang/ letak barang secara merata pada setiap sisi. Tidak cenderung ke kiri atau ke kanan.
Mengurangi kecepatan saat kendaraan memasuki tikungan/ bundaran. Pengurangan kecepatan ini untuk mengurangi gaya setrifugal yang mampu membuat kendaraan terguling.

 Bus Hampir Terguling Saat Menikung Dengan Kecepatan Tinggi.

Memahami, bahwa semakin kecil jari-jari tikungan/ bundaran, maka bahaya rolling semakin besar. Demikian sebaliknya.
Note:
Setiap melahap tikungan, seorang pembalap jagoan akan menggeber kendaraannya dengan kecepatan optimum mengikuti racing line dengan jari-jari yang melebar.
Seorang perancang mobil balap, misal F1 akan selalu berusaha keras mencari COG serendah mungkin untuk meminimalisir gejala rolling dan selanjutnya bahaya selip/ skid, sehingga mobil balap rancangannya mampu melibas setiap tikungan dengan stabil dan mantap pada kecepatan optimal.
Berhati-hati saat melaju, berhenti/ parkir pada jalan dengan kemiringan tertentu/ ekstrim di salah satu sisi kiri atau kanan. 

Antisipasi bahaya pitching:
Memperhitungkan maju mundurnya COG dengan membagi posisi penumpang/ letak barang secara merata. Tidak cenderung ke depan atau ke belakang.
Memperhatikan kemiringan jalan yang ekstrim (baik berupa tanjakan atau turunan), terutama saat akan melewatinya, berhenti/ parkir di area tsb.
Note:
Selalu memperhitungkan jumlah/ volume beban muatan terutama yang berbentuk cairan, karena berpotensi mudah menggeser COG lebih ke belakang saat menanjak atau ke depan saat menurun.

 Truck Sedang Terjengkang di Tanjakan.

Berhati-hati saat melakukan akselerasi atau pengereman mendadak.

Antisipasi bahaya yawing:
Mengurangi kecepatan saat kendaraan memasuki tikungan/ bundaran.
Menghindari pengereman mendadak saat kendaraan memasuki tikungan/ bundaran.
Note:
Dalam rangka meminimalisir bahaya rolling, pitching dan yawing ini sebenarnya telah dikembangkan oleh pabrikan otomotif dengan adanya penambahan fitur suspensi aktif (dengan kontrol elektronis) dan EBD (Electronic Braking force Distribution) pada beberapa produk premiumnya.
Sebagai alternatif yang lebih ekonomis, sebenarnya bisa dikembangkan lebih lanjut oleh pabrikan otomotif dengan memasang sensor gravitasi yang mampu memberikan tanda peringatan dini (berupa alarm atau kedipan cahaya lampu), terhadap akan terjadinya bahaya rolling, pitching dan yawing saat kendaraan dibawa melaju pada kondisi dan situasi tertentu.
Bagi para driver ahli dan profesional, maka gejala pitching, rolling dan yawing ini sebaliknya malah dimanfaatkan untuk melakukan manuver-manuver ekstrim yang sangat mengagumkan dan menghibur hati. Seperti di YOUTUBE ini, eng...ing...eng....

Pertunjukan Tradisional Tong Setan!

Atau yang ini bila masih penasaran.

Aksi Para Driver Ahli & Profesional.



Good Luck & Peace!