Translate

Saturday, February 27, 2016

TIPS & TRIK, SEDERHANA MEMILIH SISTEM PENGGERAK TERBAIK MOBIL ANDA.


4X4= 16???
Salah satu hal yang sering terlupakan, bahkan diabaikan, karena "yang penting pokoke mboys", katanya, adalah sistem penggerak/ drive train system dari mobil yang akan dipinang/ dibeli. 
Berbagai drive train system yang telah tersaji di pasaran, sudah seharusnya membuat para calon pembeli lebih selektif dalam menentukan pilihan mobil idamannya, sebab kesalahan dalam memutuskan pilihan akan berdampak sistemik pada kesehatan dompet masing-masing.
Seperti seorang sobat saya yang waktunya dalam setahun lebih banyak (sekitar 90%) digunakan untuk berkutat di Jakarta, sering mengeluh merasa tidak nyaman dengan mobil pertama yang berhasil ia beli yang dipakai untuk mobilitas sehari-hari, berwujud mobil bongsor 4X4 bermesin gajah dengan ban berdiameter besar bertapak lebar serta plus aksesories-aksesories berat & gahar medeni bocah, haha.
Untuk menghadapi situasi Jakarta yang serba macet, tempat parkir sempit, banyak portal, dll. (tidak ramah mobil 4X4), tentu akan membuat pamor mobil macho man milik sobat saya di atas langsung klepek-klepek menguap tak berbekas. BBM-nya yang relatif lebih boros akan menjadi semakin boros, susah dapat tempat parkir, sulit untuk menembus jalan-jalan tikus yang hobi banget pasang portal, dst. Singkatnya seperti mobil cakep, tapi salah tempat & salah waktu, sehingga membuat pilihannya menjadi tidak masuk akal lagi.
Note:
Sotoy!
4X4 itu bukan soal matematika coy dan tidak perlu dijawab sama dengan 16, karena itu cuma simbol, bahwa mobilnya berpenggerak 4 roda dari 4 roda yang ada/ 4X4.
Mobil 4X4 atau Four Wheel Drive/ 4WD memang memiliki fitur drive train system terlengkap, cuma belum tentu efektif dan efisien sesuai yang dibayangkan. Misal menggunakan Part Time 4WD, dimana agar mobil bisa leluasa bergentayangan di wilayah perkotaan, seperti Jakarta, yang kontur jalan-jalannya relatif datar, maka beberapa fitur sakti (H4 & L4) harus di non aktifkan, hingga tinggal fitur H2 atau 2WD yang berfungsi. Cukup efektif tapi tidak efisien.
Bila mobil 4WD, yang notabene banderolnya paling mahal diantara variant mobil se-type di atas, merupakan kendaraan untuk beraktifitas sehari-hari, maka fitur-fitur sakti yang harus dinonaktifkan secara terus-menerus, jelas merupakan hal yang mubazir. Ini akan berbeda soal, bila mobil ybs. adalah My Other Cars is yang hanya dipakai sewaktu-waktu jika diinginkan.

Sebelum membahas lebih jauh dan untuk menghindari kebingungan yang tidak perlu, maka perlu dikenali dulu beberapa hal terkait, sbb.:

a. Fungsi Drive Train System.

Fungsi utama Drive Train System adalah menjamin tersedianya gaya traksi untuk mengatasi semua hambatan gerak kendaraan serta menjaga agar kendaraan bisa melaju sampai kecepatan maksimal.
Gaya traksi dapat berupa: gaya dorong/ gaya tarik/ gabungan keduanya.
Mesin mobil (bensin atau Diesel) sebagai sumber power, bekerja dalam range RPM tertentu diantara dua batas extreme, yaitu: RPM idle dan RPM maksimum, dimana besarnya power dan torsi tidak dalam perbandingan tetap, sehingga masing-masing memiliki titik puncak khusus sendiri.
Drive train system memiliki conversion ratio untuk menyesuaikan torsi terhadap gaya traksi yang diinginkan.


b. Macam-Macam Drive Train System Mobil.

GAYA DORONG

Secara sederhana sebuah benda dapat bergerak, bila mendapat gaya dari luar, berupa: gaya tarik, gaya dorong serta gabungan keduanya. Demikian halnya dengan mobil yang memiliki sistem penggerak/ drive train system sendiri, yaitu berupa: Penggerak Roda Belakang/ Rear Wheel Drive/ RWD, Penggerak Roda Depan/ Front Wheel Drive/ FWD dan Penggerak Empat Roda/ Four Wheel Drive/ 4WD/ 4X4.
Note:
Mobil RWD bisa diibaratkan dengan gerobak yang didorong oleh seseorang.
GAYA TARIK
Mobil FWD bisa diibaratkan dengan gerobak yang ditarik oleh seseorang.
Mobil 4WD bisa diibaratkan dengan gerobak yang didorong & ditarik oleh lebih dari seorang.
Alasan sederhana mengapa drive train system tertentu dicangkokkan pada sebuah mobil, seperti di atas, yaitu ditentukan dari kecenderungan distribusi beban berat yang terjadi, sehingga gaya traksi yang dihasilkan optimal.
Jadi sebuah mobil menggunakan drive train system berupa: 
GAYA TARIK + GAYA DORONG
> RWD, bila distribusi bebannya cenderung lebih berat ke bagian belakang atau dengan kata lain posisi titik berat/ CoG lebih ke belakang.
> FWD, bila distribusi beban mobil cenderung lebih berat ke bagian depan atau dengan kata lain posisi titik berat/ CoG lebih ke depan. 
> Sedangkan 4WD, bila distribusi beban mobil cenderung merata beratnya baik di bagian depan maupun belakang.
Note:
CoG adalah singkatan dari Centre of Gravity.
Semakin besar gaya gesek dinamis, berarti daya cengkeram ban semakin besar.
Semakin besar daya cengkeram ban, maka gaya traksi yang terjadi juga semakin besar. 

Dari ilustrasi di atas akan didapat beberapa konfigurasi drive train system, sbb:

Konfigurasi Drive train System.


c. Komponen-Komponen Drive Train System.

Untuk menyalurkan power mesin sampai ke roda-roda sehingga timbul gaya traksi, maka diperlukan drive train system, yang secara garis besar tersusun atas beberapa komponen, sbb:


Komponen-Komponen Lengkap Drive Train System.

Clutch, agar mudah diingat komponen ini berfungsi seperti saklar ON/ OFF lampu listrik. Dengan adanya clutch/ kopling ini, maka power mesin dapat diputus atau disambungkan ke komponen berikutnya, yaitu transmission. Kopling yang populer digunakan adalah: Friction Clutch/ kopling plat gesek, Fluid Torque Converter & High Performance Fluid Torque Converter.
Transmission, merupakan komponen penerus power mesin, agar bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Transmissiongirbok yang populer digunakan adalah: Manual Transmission/ gear box/ MT dan Automatic Transmission/ matic/ AT (paling populer AT~Regular & AT~CVT). Adanya Reverse Gear di dakam Transmission menyebabkan mobil bisa bergerak mundur. 
Transfer Case, adalah komponen 4X4 penerus power mesin dari transmisi ke roda-roda depan dan belakang melalui Front & Rear Drive Shaft.
Drive Shaft, adalah batang sumbu penerus power mesin dari Transfer Case ke Differensial. Drive Shaft/ propeler shaft/ as gardan terbagi dalam: Front Drive Shaft dan Rear Drive Shaft.
Differential, adalah komponen gear box yang berfungsi sebagai: penerus power mesin dari Drive Shaft ke roda-roda, merubah putaran Drive Shaft menjadi putaran roda serta memberikan perbedaan putaran antara roda kiri dan kanan saat berbelok atau salah satu roda kehilangan traksi. Dalam istilah sehari-hari komponen ini disebut dengan gardan. Pada mobil berpenggerak 4x4 manual akan dikenal disini: Front Differential/ gardan depan dan Rear Differential/ gardan belakang.
Transaxle, adalah kombinasi antara front drive shaft dengan Front Differential/ gardan depan. Komponen ini hanya bisa dijumpai pada mobil modern FWD dan AWD.
Drive Axle, adalah as/ sumbu penerus power mesin yang sudah terbagi oleh Differential/ gardan ke roda kanan dan roda kiri. Dikenal disini: Front Drive Axle dan Rear Drive Axle.
Note:
Tidak semua komponen-komponen di atas terpasang pada sebuah mobil, melainkan tergantung pada drive train system yang dicangkokkan, sbb:
> Mobil RWD, komponen drive train system terdiri atas: Clutch, Transmission, Rear Drive Shaft, Rear Differential & Rear Drive Axle (total 5 item).
> Mobil FWD, komponen drive train system terdiri atas: Clutch, Transmission, Transaxle & Front Drive Axle (total 4 item).
> Mobil 4WD konvensional, komponen drive train system terdiri atas: Clutch, Transmission, Transfer Case,  Front & Rear Drive Shaft, Front & Rear Differential, serta Front & Rear Drive Axle (total 9 item).
> Mobil 4WD masa kini, komponen drive train system terdiri atas: Clutch, Transmission, Transfer Case, Centre Differential, Automatic Free Wheeling Hub, Rear Drive Shaft, Rear Differential, Transaxle serta Front & Rear Drive Axle (total 10 item).


d. Aneka Drive Train System.

Secara sederhana drive train system dapat digambarkan, sbb:

Drive Train System.

Secara garis besar drive train system mobil terdiri atas: 2 Wheel Drive/ 2WD/ 4x2 dan 4 Wheel Drive/ 4WD/ 4x4.

2WD yang merupakan penggerak dua roda terdiri atas: 

> Rear Wheel Drive/ RWD, dua roda di belakang merupakan sumber gaya traksi dan roda depan sebagai kemudi/ pengendali arah.
Contoh: Daihatsu Xenia, Toyota Avansa, Toyota Kijang Innova, sedan BMW, Toyota 86, Subaru BRZ, dll.

> Front Wheel Drive/ FWD, dua roda di depan merupakan sumber gaya traksi sekaligus sebagai kemudi/ pengendali arah.
Contoh: Mazda CX-5, Honda Jazz, Honda CRV, Nissan Juke, Mitsubishi Delica, Toyota Altis, dll.

4WD yang merupakan penggerak empat roda terdiri atas:

> Part Time 4WD, merupakan perkembangan awal dari sistem 4WD. Sistem ini termasuk fleksibel, yaitu berkat adanya Transfer Case. Di dalam Transfer Case sistem ini terdapat 2 pilihan gear ratio, yaitu: High Range Ratio (simbol H2, H4) dan Low Range Ratio (simbol L4), yang pemilihannya dilakukan secara manual melalui tuas.
H2 berarti bergerak dengan 2WD dan pada umumnya RWD. Dipilih saat melaju di jalan raya biasa.
H4 berarti bergerak dengan 4WD. Dipilih saat melaju dalam kecepatan tinggi di medan off road ringan, misal jalan basah/ licin atau jalan berlumpur tipis.
L4 berarti bergerak dengan 4WD. Dipilih saat melaju dalam kecepatan rendah/ langsam di medan off road berat (misal: menyeberangi sungai dangkal, menerjang jalan berlumpur dalam), mendaki tanjakan ekstra terjal (kemiringan >45*), serta menarik atau mengangkut barang ekstra berat.
H4 dan L4 tidak boleh digunakan di jalan raya biasa, karena bisa merusak drive train system secara keseluruhan akibat timbulnya efek wind-up.
Pemindahan tuas dari H ke L atau sebaliknya, harus dilakukan saat mobil dalam keadaan berhenti (tapi pada perkembangan berikutnya, bisa dilakukan dengan sambil melaju di bawah kecepatan 100 Kph, yaitu  berkat adanya sistem Shift on The Fly).
Kode N pada tuas Transfer Case berarti Neutral, yang digunakan sebagai transisi dari H ke L atau sebaliknya dimana pemindahan tsb. harus dilakukan dalam keadaan mobil berhenti dengan posisi ban lurus ke depan. N juga digunakan apabila mobil dalam keadaan ditarik atau saat mobil sedang dalam keadaan menarik dengan menggunakan peralatan Winch yang ada.
Contoh: Jeep Willys, Jeep CJ series & Wrangler, Suzuki Jimny, Toyota LC FJ series, dll.
Note:
Pada sistem Part Time 4WD ini, perlu adanya pemasangan komponen tambahan, berupa Hub Lock/ Free Lock, agar saat  bergerak dengan 2WD (H2) komponen: Front Drive Axle, Front Differential & Front Drive Shaft tidak ikut berputar (free) saat roda depan menggelinding. 
Sebaliknya saat mobil bergerak dengan H4 atau L4, maka agar bisa berfungsi penuh, Hub Lock harus pada posisi mengunci (lock). Perubahan posisi Hub Lock dilakukan secara manual pada saat mobil dalam keadaan berhenti.
Pada perkembangannya fungsi Hub Lock manual sudah digantikan oleh Automatic Free Wheeling Hub, dimana posisi dari free ke lock atau sebaliknya, dapat berlangsung secara otomatik.
Agar makin mantap bergerak di medan off-road perlu juga ditambahkan komponen Centre/ Locker Differential
Sistem penggerak 4WD generasi I ini terkenal mahal, kaku, rumit dan serba berat serta sangat boros BBM.

Selectable 4WD, merupakan sistem yang memberikan kebebasan pada pengemudi untuk memilih drive train system untuk mendapat traksi maksimal, yaitu: 2WD/ part time 4WD/ full time 4WD.
Drive train system ini sudah dilengkapi dengan komponen Centre Differential yang berfungsi mengatur roda depan dan belakang berputar secara independen saat berbelok atau saat salah satu ban kehilangan traksi.
Proses aktivasi drive train system masih dilakukan secara manual.
Pada drive train system ini masih terdapat fitur Low Range Gear (L4), sehingga sangat fleksible bisa untuk: menarik atau mengangkut beban ekstra berat, mendaki tanjakan ekstra terjal (kemiringan >45*) dan tangguh di segala medan, terutama medan off road berat.
Contoh: Jeep Cheerokee, Jeep Grand Cheerokee, Mitsubishi Montero, dll.

Permanent 4WD, adalah termasuk Full Time 4WD karena drive train system 4WD bersifat permanen, sehingga selain memberikan traksi yang lebih baik (4 roda secara serentak memberikan gaya traksi) juga dapat digunakan setiap saat/ sehari-hari pada berbagai kondisi medan jalanan, baik jalan raya maupun medan off-road, yaitu berkat adanya komponen Centre Differential pada Tranfer Case.
Pada drive train system ini masih terdapat fitur Low Range Gear (L4), sehingga sangat fleksible bisa untuk: menarik atau mengangkut beban ekstra berat, mendaki tanjakan ekstra terjal (kemiringan >45*) dan tangguh di segala medan, terutama medan off road berat.
Proses pemindahan fitur H4 ke L4 atau sebaliknya, sudah berlangsung secara otomatis.
Tenaga mesin yang disalurkan secara permanen pada ke empat roda, membuat handling lebih presisi dan tingkat stabilitas yang lebih baik
Contoh: Jeep Mercedes G500, Range Rover, Land Rover Defender, Toyota Prado, dll.
Note:
Pada sistem Permanent 4WD hanya terdapat dua fitur, yaitu H4 dan L4. dengan demikian H2 untuk 2WD sudah dihilangkan.

> All Wheel Drive/ AWD, adalah termasuk Full Time 4WD dimana keempat roda masing-masing tidak saling bergantung/ independen. Distribusi power mesin sudah computerized (diatur oleh CPU) serta sudah dilengkapi pula Traction Control System, sehingga setiap roda mampu mengeluarkan gaya traksi yang kuat.
AWD dapat digunakan di jalan raya biasa, dimana Centre Differential akan mengunci dan membuka secara otomatis.
Kemampuan AWD tidak semantap 4WD, karena tidak memiliki fitur Low Range Gear (L4) dan ini adalah perbedaan mendasar antara AWD terhadap 4WD, meskipun begitu AWD tetap mantap untuk diajak melahap jalan berkerikil, padang pasir dan jalan-jalan setapak di hutan-hutan pedalaman.
ContohMitsubishi Eclipse, BMW X3, BMW X5, Subaru, dll.
Note:
4WD & AWD dibuat untuk mengatasi kelemahan yang terjadi pada penggerak 2WD, yaitu gejala oversteering/ understeering, hingga didapatkan pengendalian yang lebih presisi dan tingkat stability lebih tinggi.
Pada 4WD & AWD, karena yang merupakan penggerak adalah keempat rodanya, maka daya cengkeram ban bertambah besar, sehingga cocok untuk jalan segala medan serta jalan dengan banyak tanjakan terjal. 
Asyiiik!
Kelemahan pada 2WD, yaitu gejala slip pada saat berbelok atau kehilangan traksi di jalan basah & licin, pada mobil-mobil masa kini sudah dapat diperbaiki dengan adanya Traction Control System.



e. Kelebihan dan Kekurangan 2WD & 4WD.

Salah satu cara, agar mobil yang kita pilih kemudian diputuskan untuk membelinya nantinya tidak bakal merongrong serta memiliki performance tinggi (sangat efisien dan efektif), yaitu dengan cara mencermati kelebihan/ merit/ m dan kekurangan/ demerit/ dm dari drive train system yang dicangkokkan padanya, sbb:

Penampakan beberapa mobil dengan drive train system berbeda:

Beberapa Mobil SUV Dengan Sistem Penggerak yang Berbeda, yaitu: Toyota Forturner~RWD, Honda CRV 2.4L~FWD, BMW X5~AWD.

Mengulang, komponen-komponen dari drive train system, secara global.

Komponen-Komponen Lengkap Drive Train System.


Drive train system 2WD:

Rear Wheel Drive/ RWD.
m:  cocok untuk mobil pengangkut penumpang/ barang berat, lebih tahan banting karena roda depan hanya untuk kemudi & roda belakang untuk bergerak maju/ mundur, cocok untuk beroperasi di jalan jelek, relatif lebih mantap untuk jalan di tanjakan, kerja power steering lebih ringan karena fungsi roda depan hanya sebagai kemudi, bisa untuk membelok patah karena roda depan sebagai kemudi tidak dibatasi geraknya dengan absennya komponen Front Drive Axle seperti pada FWD, cocok untuk mobil bertenaga gajah/ super car/ hiper car, misal: Ferrari California, Porsche Cayman, Aston Martin Vanguish, dll.
dm: memiliki total item komponen drive train system relatif lebih banyak (ciri: memiliki Rear Drive Shaft/ as kopel & Rear Differential/ gardan belakang) dibanding FWD, bobot lebih berat, lebih boros BBM, kerugian mekanis lebih besar, sehingga lebih banyak power mesin terbuang ketika sampai ke roda belakang, kabin tidak rata karena adanya tonjolan kolong untuk Rear Drive Shaft, ruang bagasi lebih kecil karena keberadaan komponen Rear Differential, menyimpan gejala oversteer (ketika belok roda belakang cenderung membuang/ ngepot, sehingga roda depan cenderung nggeloyor ke sisi dalam, keluar dari track sebenarnya), ban belakang lebih cepat gundul sehingga perlu ada rotasi ban secara berkala.
Note:
Mobil RWD banyak di temui pada mobil-mobil era 1990an kebawah.
Gejala oversteer merupakan inti dari olah raga otomotif drifting, sehingga mobil RWD sangat populer digunakan dalam olah raga ybs.

Front Wheel Drive/ FWD.
m:  memiliki total item komponen drive train system paling sedikit, ongkos produksi lebih murah, bobot lebih ringan, lebih irit BBM, kerugian mekanis kecil sehingga lebih bertenaga, posisi mesin searah ban meringankan beban mesin, kabin rata nyaman, lebih senyap karena tanpa komponen Rear Differential/ gardan belakang, ruang bagasi lebih lega.
dm: tidak cocok untuk mobil pengangkut barang berat, usia kaki2 pendek, kurang bertenaga di tanjakan, kerja power steering lebih berat karena fungsi ganda roda depan sebagai kemudi dan penggerak, kurang cocok untuk mesin gajah diatas 400 hp, menyimpan gejala understeer (ketika belok roda depan cenderung nggeloyor ke sisi luar, keluar dari track sebenarnya), ban depan lebih cepat gundul sehingga perlu ada rotasi ban secara berkala.


Drive train system 4 WD:

Part Time 4WD.
m:  memiliki fitur  2WD (H2) dan fitur 4WD (H4 & L4) berkat adanya komponen Transfer Case, mobil dapat digunakan di jalan biasa berkat adanya fitur H2, pada posisi 4WD maka keempat roda berfungsi sebagai sumber gaya traksi sehingga mobil memiliki tingkat presisi tinggi saat belok atau melakukan maneuver serta memiliki tingkat stability tinggi, terdapat fitur Low Range Gear (L4) sehingga sangat fleksible bisa untuk menarik atau mengangkut beban ekstra berat, mendaki tanjakan ekstra terjal (kemiringan > 45*) dan tangguh di segala medan terutama medan off road berat.
dm: memiliki bobot lebih berat karena dijejali banyak komponen 4WD, fitur 4WD (H4 & L4) hanya bisa dipakai di medan off road, tidak dilengkapi dengan komponen Centre Differential, tidak dilengkapi dengan komponen Hub Lock manual (boro-boro Automatic Free Wheeling Hub, haha), lebih boros BBM, tidak praktis karena pemilihan fitur drive train system dari 2WD ke 4WD atau sebaliknya masih dilakukan secara manual, memiliki harga paling mahal diantara variant-nya.
Note:
Pemilihan fitur drive train system dari 2WD ke 4WD atau sebaliknya, sebenarnya sudah bisa dilakukan dengan sambil melaju di bawah kecepatan 100 Kph asal Part Time 4WD ybs. sudah dilengkapi dengan Shift on The Fly System.

> Selectable 4WD.
m:  lebih fleksible dalam memilih drive train system, yaitu: 2WD/ part time 4WD/ full time 4WD, sudah dilengkapi dengan komponen Centre Differential yang berfungsi mengatur roda depan dan belakang berputar secara independen saat berbelok atau saat salah satu roda kehilangan traksi, masih terdapat fitur Low Range Gear (L4) sehingga sangat fleksible bisa untuk menarik atau mengangkut beban ekstra berat, mendaki tanjakan ekstra terjal (kemiringan > 45*) dan tangguh di segala medan terutama medan off road berat.
dm: memiliki bobot lebih berat karena dijejali banyak komponen 4WD termasuk komponen Centre Differential, lebih boros BBM, tidak praktis karena pemilihan fitur drive train system yang ada masih dilakukan secara manual, memiliki harga paling mahal diantara variant-nya.

> Permanent 4WD (Full Time 4WD).
m:  keempat roda berfungsi sebagai sumber gaya traksi, memiliki tingkat presisi tinggi saat belok atau melakukan maneuver, memiliki tingkat stability tinggi, memiliki fitur Low Gear Ratio (L4), karena masih memiliki fitur H4 dan L4 sehingga cocok dipakai untuk segala medan termasuk tanjakan ekstra terjal (kemiringan > 45*) dan medan off road berat serta menarik atau mengangkut beban ekstra berat, lebih praktis karena pemindahan fitur H4 ke L4 atau sebaliknya berlangsung secara otomatis.
dm: memiliki bobot lebih berat karena dijejali banyak komponen 4WD termasuk komponen Centre Differential, lebih boros BBM, tidak memiliki fitur H2 karena bergerak dengan 4WD secara permanent, distribusi power mesin ke setiap roda belum computerized,  memiliki harga paling mahal diantara variant-nya.

All Wheel Drive/ AWD (Full Time 4WD).
m:  keempat roda bergerak secara independen sebagai sumber gaya traksi dimana distribusi power mesin ke setiap roda sudah diatur secara computerized, jika salah satu roda kehilangan traksi/ slip maka power ditransfer ke roda lainnya sehingga mobil tetap stabil, memiliki tingkat presisi tinggi saat belok atau melakukan maneuver, memiliki tingkat stability tinggi, cocok dipakai untuk segala medan termasuk tanjakan terjal biasa dan medan off road ringan.
dm: memiliki bobot lebih berat karena dijejali banyak komponen AWD, lebih boros BBM, tidak memiliki fitur Low Gear Ratio (L4) sehingga tidak cocok untuk menjelajahi medan off road berat/ mendaki tanjakan ekstra terjal (kemiringan > 45*) serta menarik atau mengangkut beban ekstra berat, memiliki harga paling mahal diantara variant-nya.

Ok, dari bla bla bla merit demerit di atas mudah-mudahan bisa dijadikan bekal saat akan meminang mobil tertentu, agar sesuai dengan minat, bakat dan tujuan serta ketebalan kantong masing-masing, sehingga terhindar dari perasaan menyesal tujuh turunan nantinya, haha.


Good Luck & Peace!





Thursday, February 4, 2016

TIPS & TRIK SEDERHANA, MENGEMUDI PADA KONDISI EXTREME.



Choose Your Way to Reach Your Future.
Setiap orang didalam mengendarai kendaraannya selalu ingin agar semuanya bisa berlangsung lancar, aman, selamat dan tetap sehat wal'afiat tanpa halangan/ gangguan/ kekurangan/ kerugian apapun, dari awal perjalanan, selama perjalanan dan ketika telah sampai ke tujuan.
Terus bagaimana cara menanggulanginya bila akhirnya toh terjadi juga kondisi extreme didalam perjalanan? Apakah harus dengan cara extreme juga? Sebelum terus berlanjut, perlu adanya kesamaan pandangan/ persepsi terlebih dulu tentang apa itu Kondisi Extreme.
Kondisi Extreme adalah: "kondisi luar biasa yang terjadi diluar normal/ sebagaimana biasanya terjadi. Bisa jauh diatas normal atau jauh di bawah normal". Setuju? OK?
Berhubung setelah ditunggu lama tidak ada satupun yang bersuara, alias pada bungkam semua, maka berarti semuanya sudah setuju. Hore! Trims, bravo... 



Bagaimana kondisi extreme bisa terjadi?

Kondisi extreme yang terjadi sangat tergantung dari mana sumber asalnya, yaitu: dari dalam diri sendiri/ pengemudi, dari kondisi mobil yang dikendarai, dari kondisi jalan yang dilalui dan dari kondisi lingkungan.


Kondisi extreme yang bersumber dari dalam diri sendiri/ pengemudi.

Serangan Jantung.
Kondisi Badan Sakit mendadak. Beberapa penyakit fisik yang bisa mendadak kumat tanpa peduli si empunya sedang konsentrasi mengemudi, misalnya. Penyakit tsb. bisa berupa: maag, batu ginjal, jantung (darah rendah, darah tinggi, serangan jantung ringan), asma, stroke ringan, dll.

Cara tepat untuk mengatasi kondisi extreme ini adalah: 
> Berusaha menahan rasa sakit yang hebat sambil memperlambat laju mobil dan dengan sisa tenaga yang ada segera menepikan mobil pada tempat yang aman.
> Istirahat sejenak sampai rasa sakitnya mereda/ hilang. Ini bisa dilakukan bila keadaan masih memungkinkan.
> Segera minum obat pereda sakit (bila ada)/ obat-obatan khusus yang biasa dibawa, misal semprotan inhaler pereda asma.
> Bila masih ada sedikit tenaga dan masih sanggup menahan rasa sakit yang hebat, maka segera arahkan kemudi mobil ke rumah sakit terdekat dan langsung ke Unit Gawat Darurat/ UGD agar cepat ditangani. Bila sebaliknya, merasa sudah tidak sanggup lagi menahan rasa sakit yang hebat, maka sebelum pingsan tekan klakson mobil sekuat-kuatnya untuk mencari perhatian agar segera mendapatkan pertolongan atau bila masih sempat cepat menghubungi jasa ambulance terdekat atau menghubungi saudara terdekat untuk segera mendapatkan pertolongan.
Note:
Semoga hal seperti diatas tidak pernah terjadi pada Anda sekalian. Amien.


Panic Button.
Kondisi Panic Brake. Kondisi ini dapat terjadi karena: arus lalu lintas yang sedang lancar tetapi mendadak terhenti/ terjadi perlambatan arus kendaraan secara tiba-tiba akibat adanya gangguan di depan (misal: ada tabrakan, penyempitan jalan, ada hewan menyeberang, dll.), selain itu juga bisa terjadi karena gagal ber-maneuver, sedang menuruni turunan curam, dll.

Cara tepat untuk mengatasi kondisi extreme ini adalah: 
> Dimana saja dan kapan saja selalu membiasakan diri menjaga jarak aman antar kendaraan.
> Tetap tenang dan konsentrasi penuh dalam menghadapi kondisi genting.
> Untuk rem yang sudah ada ABS. Jangan ragu-ragu, segera menginjak rem sekuat mungkin (sistem ABS akan segera bekerja menghentikan kendaraan tanpa rem terkunci. Lebih mantap lagi untuk yang sudah BA, sistem Brake Assist akan bekerja menambah tenaga pengereman, sehingga kendaraan lebih cepat terhenti).
> Untuk yang belum ABS. Lakukan gerakan injak-lepas pedal rem secara cepat berulang-ulang (agar ada efek seperti rem ABS), ketika laju sudah berkurang signifikan jangan ragu-ragu injak rem sekuat mungkin dibantu engine brake dengan memindahkan gigi ke level 1 dan menarik rem tangan sekuat mungkin. Efek rem terkunci/ block akan terjadi, tetapi sudah tidak berbahaya.
> Apabila panic brake dilakukan dengan benar dan smooth, maka bisa dijamin kecil kemungkinan mobil-mobil di belakang akan menabrak Anda dan saling tabrakan secara beruntun. Jadi efek tabrakan domino/ karambol berhenti berkat kelihaian Anda dalam mengatasi panic brake. Hore...
Note:
Situasi di depan, saat melaju dalam deretan panjang mobil, dapat dibaca dari saat kita menginjak pedal rem. Kalau injakan rem kita tiba-tiba sangat kuat dan spontan, itu berarti ada kendaraan di depan (penyebab utama) juga melakukan hal yang sama. Kalau injakan rem kita tiba-tiba ajrut-ajrutan/ mengerem ragu-ragu, itu berarti ada kendaraan di depan (penyebab utama) juga melakukan hal yang sama, yaitu mengerem ajrut-ajrutan, dst.
Dalam menghadapi situasi di atas, tetaplah bersikeras menginjak pedal rem dengan gaya Anda yang smooth, keren dan mantap, karena gaya ini secara tidak sadar akan diadopsi oleh deretan kendaraan-kendaraan yang ada di belakang, sehingga resiko terjadinya tabrakan beruntun/ karambol cukup hanya terjadi pada deretan kendaraan-kendaraan di depan Anda.


Kebut abiz.
Kondisi Sedang Ngebut. Dalam kondisi khusus/ darurat, misal takut terlambat meeting penting, mengantar istri yang sudah dekat waktunya untuk melahirkan, mengantar tetangga yang sedang sakit parah ke rumah sakit rujukan, dll., maka suka tidak suka mobil harus dipacu sekencang mungkin agar cepat sampai ke tempat tujuan.
Sotoy!
Atau ketika jiwa muda sedang bergejolak, maka demi menjaga image dan eksistensi lalu dengan mudahnya terprovokasi, hingga terlibat balapan liar gak jelas di jalanan, misalnya.

Cara tepat untuk mengatasi kondisi extreme ini adalah: 
> Tetap tenang dan konsentrasi penuh dalam menghadapi kondisi genting.
> Dalam berkendaraan extra cepat, yang paling penting adalah utamakan logika bukan emosi.
> Kondisi yang menguras adrenalin ini akan membuat jantung spontan berdebar-debar kencang dan nafas sesak tersengal-sengal, sehingga kebugaran fisik memang harus terjaga selalu prima. Jangan sampai, misalnya malah jantungan dan asmanya kumat. Malu-maluin azzah, haha.
> Lakukan maneuver-maneuver dengan baik tanpa mengganggu/ membahayakan pengemudi lain, kecuali kepepet.
> Maneuver-maneuver hebat memerlukan power mesin yang mumpuni. Dalam hal ini, mematikan AC mobil akan sedikit membantu meningkatkan power mesin.
> Meski sedang "balapan" melawan bayangan, tetaplah konsisten mematuhi rambu-rambu lalu lintas yang lain. Misal tidak ngebut di bahu jalan, menerobos trafic light, dll. 
> Tetap realistis terhadap kemampuan mobil saat digeber/ digas habis, agar mesin tidak jebol percuma.
Note:
Dari cara/ gaya seseorang mengemudikan kendaraan dengan kecepatan extra, pengendara-pengendara lain dapat membaca/ merasakan (feeling) situasi yang sedang dihadapi oleh "sang pembalap" ybs., apakah: sedang tergesa-gesa, sedang dalam situasi genting/ emergency, sedang terlibat balapan liar dengan mobil lain atau sedang iseng cari lawan buat adu kecepatan di jalanan, dst.



Kondisi extreme yang bersumber dari kondisi mobil yang dikendarai.


Ilustrasi Mobil Overloaded.
Src: Banyumasnews.com
Kondisi Overloaded. Kondisi ini mirip orang yang kegendutan/ mengalami obesitas, yaitu: memiliki berat badan berlebihan jauh melampaui batas berat badan normal~sehat. Hal ini kadang bisa dialami sendiri,  dimana jumlah penumpang beserta jumlah dan berat barang bawaannya diluar kontrol, misal: saat berombongan pergi liburan/ berombongan liburan pulang kampung/ menjemput atau mengantar rombongan tamu dari keluarga besar, dll.

Cara tepat untuk mengatasi kondisi extreme ini adalah: 
> Menjaga tekanan angin ban selalu ready, dengan cara selalu berada di tengah-tengah rekomendasi pabrikan. Misal: rekomendasi tekanan angin ban untuk normal load 28 Psi dan full load 32 Psi, maka yang dipakai 30 Psi.
> Menyadari bahwa kondisi overloaded sangat berbahaya, yaitu: lendutan ban meningkat, suspensi bekerja lebih berat, mesin, transmisi & brake bekerja lebih berat. Semuanya itu akan menyebabkan stability dan maneuverability kendaraan turun drastis (mudah oleng dan slip) demikian pula performance (engine, transmission & braking) mobil menjadi jauh berkurang.
> Menjalankan mobil pada kecepatan sedang, agar mobil tidak lepas kontrol dan tetap mudah dikendalikan, sehingga keamanan dan keselamatan mobil beserta seisinya tetap terjamin.
> Menggunakan BBM dengan spec. diatas rata-rata, agar performa engine tidak tekor-tekor amat.
Sotoy!
Mematikan AC mobil (dalam rangka sedikit mendongkrak power mesin) pada kondisi sedang berkumpul ramai-ramai dengan keluarga/ handai taulan dalam satu mobil adalah tindakan mengerikan, sehingga tidak dianjurkan, soalnya kasihan mereka bakal mandi keringat akibat kepanasan. Haha.


Ilustrasi Car Disc Brake.
Src: khulsey.com
Kondisi Rem Blong. Semua orang/ pengemudi pasti tidak ingin mengalami hal yang satu ini, karena berhubungan erat dengan keselamatan jiwa, baik diri sendiri maupun orang lain.
Rem blong umumnya terjadi karena kegagalan fungsi sistem braking, bisa karena rusak kurang perawatan/ rusak salah perawatan/ penggunaan yang over dosis (misal, menginjak rem secara terus-menerus saat menuruni turunan tajam/ curam yang panjang).
Tanda-tanda awal rem akan blong, yaitu injakan pedal rem yang semakin lama semakin dalam, sehingga sebelum terlanjur blong abiz, sebaiknya segera berhenti menepi ke tempat yang aman. 

Cara tepat untuk mengatasi kondisi extreme ini adalah: 
> Rajin melakukan pemeriksaan sistem braking secara berkala dan menyeluruh. Segera melakukan perbaikan ketika muncul masalah sekecil apapun, misal: tiba-tiba muncul suara srak srek srak srek gak jelas saat pedal rem diinjak (ini menunjukkan kampas rem/ brake pad sudah tipis/ habis dan sudah waktunya segera diganti dengan yang baru).
> Berusaha keras melakukan perawatan secara benar, terutama: saat mengganti minyak rem/ brake fluid, yaitu selalu pastikan menggunakan brake fluid original serta sesuai spec. pabrikan atau saat mengganti part-part dari sistem braking, yaitu selalu pastikan menggunakan part-part original/ OEM, dst.
Note:
Menggunakan brake fluid non original apalagi tidak sesuai spec. pabrikan, akan mempercepat keausan plunger-plunger hidrolik yang ada di master rem/ master hydraulic brake dan sistem ABS (bila ada) serta piston-piston di master cylinder brake. Dalam waktu singkat semua peralatan di atas akan terasa ngempos kurang tenaga, untuk menggantinya dengan yang baru dan original diperlukan biaya yang sangat mahal.
Demikian halnya dengan penggunaan part-part sistem braking non original apalagi tidak sesuai spec. pabrikan, maka kerusakan yang ada bakal merembet kemana-mana. Misal: menggunakan brake pad KW, selain kepakemannya tidak maksimal salah-salah malah mempercepat keausan disc plate atau tromol, dst.

> Menguasai teknik pengereman saat menuruni turunan curam seperti yang dibahas pada postingan sebelumnya.
> Saat melaju kemudian mengalami rem blong, maka langkah yang bisa dilakukan adalah: tidak panik dan tetap tenang, segera melepas gas sambil melakukan engine braking, keluar jalur mengarah ke Jalur Evakuasi Rem Blong (bila ada) atau mengarah ke bagian jalan yang memiliki rolling resistance tinggi, misal: tanah berpasir/ tanah berlumpur/ tanah berumput dan bersemak-semak tebal atau yang paling extreme gesekan bodi samping mobil, misal: ke pagar pembatas jalan/ pagar tembok/ dinding tembok/ dinding tebing, dll. 
> Dan yang terpenting hindari menghentikan laju kendaraan dengan cara menabrakkan diri secara frontal terhadap apa saja yang ada di depan, misal: mobil / truk/ pohon/ tiang listrik/ tiang jembatan/ buk jembatan/ warung/ pangkalan ojek/ tebing, dll, karena sangat beresiko membawa korban nyawa melayang.



Melaju di Jalan Basah.
Kondisi Tergelincir oleh Efek Hydroplaning. Kondisi ini rawan terjadi saat dimusim hujan, yaitu adanya genangan-genangan tipis air di jalanan akibat jalanan yang begelombang/ tidak rata.
Apabila jalan yang tergenang air tsb. dilintasi mobil pada kecepatan tinggi/ sedang berakselerasi/ sedang mengerem mendadak/ kondisi tapak bannya sudah gundul atau tinggi genangan air lebih besar dari kedalaman tapakan, maka kemungkinan besar terjadilah efek aquaplaning/ hydroplaning.

Cara tepat untuk mengatasi kondisi extreme ini adalah: 
> Mengganti ban-ban yang sudah gundul dengan ban baru.
> Tidak ngebut, berakselerasi mendadak atau mengerem mendadak di atas jalanan basah/ saat hujan turun.
> Tidak melintasi genangan air yang cukup dalam (lebih tinggi dari kedalaman tapakan ban) dengan kecepatan tinggi.
> Berusaha tetap tenang dan tidak panik, bila mobil mendadak terpeleset akibat hydroplaning dan bergerak liar sulit dikendalikan.
> Bila sedang mengalami hydroplaning, maka dengan segera lepas pedal gas dan hindari menginjak rem. Ketika kecepatannya sudah berkurang, maka efek hydroplaning juga ikut berkurang dan pada kecepatan tertentu efek hydroplaning ybs. akan menghilang. Pada saat inilah baru mobil bisa dikendalikan arahnya, tetapi harus dilakukan dengan halus, sampai mobil berhenti dengan sedirinya (jangan dipaksa mengerem dulu).


Kondisi extreme yang bersumber dari kondisi jalan yang dilalui.

Jalan Rusak Parah
Kondisi Jalan Aspal/ Beton Rusak. Kondisi jalan aspal/ beton yang hancur lebur tentu saja sangat membahayakan bagi keselamatan mobil beserta seisinya. 
Jalan aspal/ beton yang sudah rusak umumnya didominasi oleh penampakan batu-batu besar serta timbunan kerikil dan pasir secara acak, lubang-lubang jalan dari yang mengangah lebar dan dalam maupun yang kecil tapi dalam (baik dalam keadaan tergenang air maupun kering), timbunan lumpur (dari lapisan tanah dasar yang sudah terbuka), dll.
Bagian bawah mobil adalah yang paling terancam keselamatannya, seperti: ban & velg, sistem suspensi, sistem lengan ayun, sistem steering, body engine & transmisi, sistem drive train, gardan, sistem muffler, dll. Kerusakan yang terjadi berupa: tergores, sobek, pecah, bengkok, patah, penyok, bocor, dll. Membahayakan penumpangnya bila mobil mengalami kegagalan lalu terjadi kecelakaan: terguling, misalnya.

Cara tepat untuk mengatasi kondisi extreme ini adalah: 
> Bersikap tenang dan optimis bisa melaluinya dengan baik, tanpa menimbulkan kerusakan/ masalah apapun.
> Tetap fokus dan berkonsentrasi penuh serta melaju dengan kecepatan sesuai kebutuhan/ tergantung bentuk profile dan tingkat kerusakannya. Semakin tinggi tingkat kerusakannya, maka kecepatan kendaraan yang digunakan semakin rendah.
> Kuasai trik #1 dalam menerjang jalanan rusak, sbb: usahakan ban selalu menapaki titik-titik tertinggi profile jalan yang ada, dengan kata lain usahakan ban seminimal mungkin menapaki lubang-lubang jalan yang ada. Dengan demikian bagian-bagian bawah mobil aman dari resiko kerusakan, misal: terbentur gundukan batu besar, menabrak tepian lubang yang dalam, dst.
> Kuasai trik #2 dalam menerjang jalanan rusak, sbb: usahakan menerjang lubang/ gundukan yang memanjang melintang jalan (sekilas mirip polisi tidur) secara tegak lurus, tetapi terjanglah dalam posisi menyudut, hingga ban sisi kiri dan kanan tidak masuk atau keluar secara bersamaan.
Menerjang jalan rusak secara serampangan, beresiko merusak selain ban berikut velg roda, juga merusak sistem suspensi, sistem lengan ayun, sistem steering, body engine & transmisi, sistem drive train, gardan, sistem muffler, mud guard, bodi bagian bawah, dll.


Kondisi Jalan Becek Berlumpur. Disini terdapat dua keadaan, yaitu: jalan aspal yang habis kehujanan dan menjadi becek berlumpur akibat tumpahan tanah dari truk proyek pengangkut tanah atau menjadi jalan becek berlumpur tipis/ Type 1 dan jalan tanah keras (masih banyak dijumpai di daerah-daerah pinggiran/ pelosok) yang akibat kehujanan berubah menjadi jalan becek berlumpur tebal/ Type 2.

Cara tepat untuk mengatasi kondisi extreme ini adalah: 

1. Pada jalan becek berlumpur tipis/ Type 1.
> Sebenarnya kondisi ini extreme khusus untuk kendaraan 2W/ sepeda motor. Lumpur tipis yang dilintasi sepeda motor akan dengan cepat mengisi celah-celah kembangan ban motor yang berakibat ban langsung kehilangan traksi dan sepeda motor-pun jatuh bergelimpangan. Sangat berbahaya!
Note:
Jalan licin selain oleh ceceran lumpur, juga bisa disebabkan oleh ceceran oli atau solar dijalanan. Bahaya akan semakin meningkat, bila ceceran oli atau solar jatuh di atas jalanan basah.
> Kondisi extreme di atas juga bisa menimpa mobil yang bannya sudah mulai tipis/ gundul, sehingga mobil ybs. mudah melintir atau bawaannya maunya melintir terus.
> Menimbang kondisi di atas, maka ketika mengemudikan mobil melintasi jalanan Type 1, langkah yang terbaik adalah melaju pelan serta menjaga jarak aman, terutama terhadap para pengendara roda dua/ riders.

2. Pada jalan becek berlumpur tebal/ Type 2.

Mobil Kandas di Jalan Berlumpur.
> Terus terang kondisi ini tidak cucok untuk kendaraan-kendaraan dengan ground clearence rendah s/d sedang, misal sedan, MPV, SUV, dll. Jadi bila berjumpa kondisi Type 2 ini langkah terbaiknya ya urungkan saja niat untuk melintasinya, karena sudah jelas/ pasti kemungkinan kandasnya sangat besar.
> Berbeda bila mobil yang digunakan memiliki ground clearence tinggi, mesin bertenaga gajah, apalagi berpenggerak  4 roda/ Four Wheel Drive/ 4WD dengan ban pacul berdiameter besar dan lebar, semisal jip 4WD~off road/ pick up 4WD~off road, dll. (selain tank & bulldozer), maka jalan Type 2 siap dilintasi. Siapa takut... haha.
> Sebelum "berenang" di atas lumpur, maka lengkapi mobil 4WD~off road yang ada dengan Winch branded dengan kekuatan tarik yang memadai serta gunakan aki yang masih tokcer. Singkirkan barang-barang yang kurang perlu atau aksesories-aksesories berat dan gak jelas lainnya.
> Memulai "berenang" di atas lumpur dengan posisi 4WD~L4/ Low 4, selanjutnya gunakan teknik off road yang telah dikuasai untuk melintasi jalan ybs.
Note:
Mobil Off Road Sejati.
Jalur yang dibentuk oleh mobil 4WD~off road di atas dapat dijadikan jalur perintis bagi mobil-mobil sejenis.
Setelah kondisi jalur rintisan di atas terlihat matang/ lumpur tebalnya sudah lenyap. maka jalur tsb. bisa dilalui oleh mobil-mobil standard ber-ground clearence tinggi, semisal: MPV, SUV, dll. (selain sedan).
Ciri-ciri utama mobil off road sejati adalah: Ground clearence tinggi, agar lebih leluasa menerjang jalan dengan profile bervariasi. Bertenaga gajah, untuk melawan rolling resistance yang besar akibat diameter roda yang besar, tapak roda yang besar dan jalanan yang lengket berlumpur. Sistem penggerak 4WD, untuk meningkatkan traksi. Ban (profile) pacul, untuk menyibak lumpur secara progresif. Roda berdiameter besar dengan tapak lebar, untuk meminimalisir efek penetrasi ban yang dapat meningkatkan rolling resistance. Winch, sebagai alat bantu tarik mandiri (self help) apabila mobil terdampar/ kandas di medan berlumpur. Karena winch digerakkan oleh motor listrik yang kuat, maka dibutuhkan aki yang tokcer dan alternator yang mumpuni dan masih berfungsi baik. Dan jangan lupa sistem roll bar, sebagai alat pelindung/ protector/ safety bagi pengemudi bila mobil terguling.


Jalan Makadam yang Sudah Rusak.
Kondisi Jalan Makadam yang Rusak. Jalan makadam (ditemukan pada abad 18, oleh John Loudon Mac Adam, seorang insinyur sipil dari Skotlandia) sangat populer digunakan di Indonesia, terutama di daerah pinggiran dan pelosok-pelosok wilayah, karena faktor ekonomis.
Konstruksi jalan makadam hanya berupa tumpukan-tumpukan batu yang disusun secara acak tapi merata tanpa lapisan pengikat, misal lapisan aspal. Dengan demikian jalan ini mudah rusak berantakan bila kurang perawatan.
Kendaraan yang akan melalui jalan makadam yang sudah rusak memerlukan kehati-hatian extra, sebab batu-batuan lepas yang ada berpotensi menimbulkan kerusakan, terutama pada bagian bawah mobil. Selain itu profile bebatuan yang tajam-tajam berpotensi merusak/ mencoblos/ merobek tapakan dan dinding ban.

Cara tepat untuk mengatasi kondisi extreme ini adalah: 
> Ingat, bahwa jalan bebatuan lepas memiliki koefisien adhesi jalan yang buruk, sehingga daya cengkeram ban terhadap jalan akan menurun drastis. Singkatnya mobil menjadi lebih mudah tergelincir.
> Bersikap tenang dan optimis bisa melaluinya dengan baik, tanpa menimbulkan kerusakan/ masalah apapun.
> Tetap fokus dan berkonsentrasi penuh serta melaju dengan kecepatan sesuai kebutuhan/ tergantung bentuk profile dan tingkat keamburadulan jalan. Semakin tinggi tingkat keamburadulannya, maka kecepatan kendaraan yang digunakan semakin rendah.
> Seperti halnya trik #1 dalam menerjang jalanan rusak, maka usahakan ban selalu menapaki titik-titik tertinggi bebatuan jalan yang ada, dengan kata lain semampu mungkin hindarkan ban untuk menerjang kumpulan bebatuan lepas yang terserak. Dengan demikian bagian-bagian bawah mobil dan lingkungan sekitar aman dari resiko kerusakan/ gangguan akibat batu-batu yang melejit terlempar keluar oleh efek ketapel dari karet ban.
> Hindari berakselerasi atau mengerem secara spontan/ mendadak, karena mobil dengan segera tergelincir/ slip keluar jalur atau melintir/ skid saat bergerak di tikungan.
Menerjang jalan makadam yang rusak secara serampangan, beresiko merusak selain ban (pecah/ sobek terkoyak ujung tajam bebatuan) berikut velg roda (baret-baret, gompal), juga merusak sistem suspensi, sistem lengan ayun, sistem steering, body engine & transmisi, sistem drive train, gardan, sistem muffler, mud guard, bodi bagian bawah, dll., akibat hantaman batu-batu yang melejit terlempar keluar oleh efek ketapel dari karet ban.

Mobil Penggali Pasir.
Kondisi Jalan Berpasir Tebal. Jalan berupa medan berpasir tebal sangat jarang ditemui di Indonesia. Kalaupun ada itu hanya lautan pasir di pantai-pantai (misal, di pantai Samas~Yogyakarta), di tambang-tambang pasir dan di Lautan Pasir Gunung Bromo, dimana mobil & sepeda motor umum dilarang masuk.
Yang unik dari jalan di medan berpasir adalah tidak semua bagiannya padat/ keras ada juga beberapa bagian yang lunak/ gembur. Bagian yang padat relatif lebih mudah di libas laiknya jalan-jalan biasa, sehingga mobil biasapun sanggup untuk melibasnya juga. Berbeda dengan bagian yang gembur, ketika memasuki medan ini maka laju kendaraan akan mendadak drop dan bila gas dibejek ada kemungkinan ban akan menggali pasir semakin dalam sampai akhirnya kandas kehabisan tenaga, terutama apabila medannya selain berpasir gembur juga dalam.
Note:
Medan berpasir gembur ada yang dangkal dan ada pula yang dalam. Yang dangkal (maksimal setebal ban) kemungkinan tidak menyebabkan mobil kandas, paling-paling tarikannya saja menjadi agak berat.

Cara tepat untuk mengatasi kondisi extreme ini adalah:
> Pastikan saringan udara/ air filter dalam keadaan bersih, sebab medan berpasir membuat air filter cepat sekali kotor, baik oleh debu tebal maupun semburat pasir yang berterbangan.
> Pastikan semua jendela kaca mobil tertutup rapat, karena semburat pasir bercampur debu berbahaya bagi kesehatan pernafasan dan mata, tapi bila mobil yang di pakai adalah model terbuka, maka memakai masker, ear plugs dan kacamata khusus merupakan keharusan.
> Perlu disadari, bahwa pasir juga memiliki koefisien adhesi jalan yang buruk, sehingga daya cengkeram ban terhadap jalan akan menurun drastis. Singkatnya, mobil menjadi lebih mudah tergelincir. Untuk mengatasinya, yaitu hindari berakselerasi atau mengerem secara spontan/ mendadak, karena mobil dengan segera tergelincir/ slip keluar jalur atau melintir/ skid saat bergerak di tikungan.
> Sebelum berjalan tekanan ban agak dikurangi, agar: ada sedikit perbaikan pada daya cengkeram ban serta mengurangi sifat penetratif ban terhadap pasir yang berpotensi meningkatkan rolling resistance.
> Mengingat rolling resistance jalan berpasir sangat buruk, hingga agar mobil dapat melaju di atasnya dengan mantap, maka pedal gas harus selalu diinjak secara konstan, bahkan seringkali harus diinjak lebih dalam.
> Bila di area jalan berpasir terdapat halangan, maka untuk memperlambatnya tidak perlu menekan pedal rem, tetapi cukup dengan melepas pedal gas, hingga laju mobil akan spontan melambat dengan sendirinya. Ueeenak toh, muanteeep toh? Haha.
> Ketika berjumpa medan pasir yang gembur tapi dalam, maka urungkan untuk menerabasnya jika mobil yang dikendarai (sedan, MPV & SUV) tergolong masih standard. Kecuali mobil yang sedang dipakai memiliki spec. seperti ini: ground clearence tinggi, mesin bertenaga gajah, berpenggerak empat roda/ 4WD/ AWD~full time, ban berdiameter besar dengan tapakan lebar, maka do not hesitate silakan buruan saja medan ybs. dilalap sampai habis, sampai pooowaaas!
Note:
Hindari memarkir mobil atau melaju di jalur berpasir "bekas" aliran sungai/ diantara dua tebing pasir sungai, meskipun nampaknya kering atau beraliran air dangkal, soalnya ada kemungkinan besar sewaktu-waktu jalur ybs. diterjang banjir bandang yang meluncur dari atas gunung yang sedang mengalami turun hujan lebat.


Jalan Berkelok-kelok.
Kondisi Jalan Sempit, Naik Turun dan Berkelok-kelok Tajam. Kondisi seperti ini sekarang masih tersisa di pelosok-pelosok pegunungan. Jalan yang sempit dan berlaku jalur dua arah sangat merepotkan, apalagi ditambah kontur jalan yang naik turun serta belokan-belokan tajam. Karena berlokasi di pegunungan, sudah jelas di kiri kanan jalan kalau tidak ketemu tebing batu ya jurang dalam mengangah, termasuk juga potensi kabut turun/ terjebak dalam kabut serta bahaya tanah longsor.
Anehnya, seringkali kendaran-kendaraan besar semisal bus & truk besar pada tega menggunakan jalan ybs. soalnya lebih dekat, meski resikonya tinggi.

Cara tepat untuk mengatasi kondisi extreme ini adalah:
> Pastikan kondisi badan sehat dan bugar, serta kondisi mood sedang OK.
> Pastikan kondisi mobil ready, terutama: ban, rem, klakson, lampu seins dan sistem lighting serta jangan lupa isi tangki BBM secukupnya dengan BBM spec. tinggi, agar mobil lebih bertenaga.
> Sediakan spare time yang cukup, agar terhindar dari sikap terburu-buru. Dengan demikian muncul sikap bersedia mengalah pada kendaraan-kendaraan besar bila terlalu lamban dalam ber-maneuver.
> Kenali karakter mobil yang dipakai. Mobil dengan jarak sumbu ban depan dengan ban belakang/ wheel base panjang (misal: H*undai H1) saat berbelok membutuhkan radius yang panjang dan sebaliknya mobil dengan wheel base pendek (misal: Jeep W*angler, 2 pintu), maka radius beloknya lebih pendek. Jadi semakin pendek wheel base semakin lincah untuk diajak ber-maneuver.
> Kontrol emosi dengan tetap bersikap tenang, fokus dan menjaga konsentrasi mengemudi, bila tenyata terjadi kemacetan panjang akibat ada mobil lain di depan yang sedang bermasalah/ terjadi tanah longsor/ kabut sedang turun, dll.
> Waspada terhadap tikungan mati/ cilukba dan tanjakan mati/ cilukba. Hindari mendahului kendaraan lain di area-area tsb. serta beri sinyal klakson/ kedipan lampu hi-beam (pas malam hari) setiap akan memasuki area-area tsb.
> Lakukan perhitungan yang akurat terutama saat memasuki tikungan-tikungan tajam dengan mewaspadai keberadaan dinding-dinding tebing dan jurang-jurang mengangah di sisi-sisi jalan.
> Bila terjadi kemacetan parah di tanjakan terjal yang berkelok-kelok, manfaatkan keterampilan menaklukkan tanjakan terjal dengan baik (jangan sampai malu-maluin, haha), demikian pula saat menghadapi turunan curam yang berkelok-kelok, manfaatkan keterampilan yang dimiliki, agar tidak kebablasan keluar jalur.
> Umumnya dalam kondisi medan yang sulit, maka di antara sesama pengguna jalan secara otomatis akan timbul rasa kebersamaan, ingin saling menolong & saling tenggang rasa yang tinggi, karena merasa senasib. Jadi sifat egois, sok jaga image & mau menang sendiri tidak bakal laku disini. Haha.


Kondisi extreme yang bersumber dari lingkungan.


Hujan Badai di Jalanan.
Kondisi Hujan Deras/ Hujan Badai. Perubahan cuaca extreme, menyebabkan frekwensi hujan deras bercampur badai semakin tinggi. Kondisi extreme ini tentu saja sangat berbahaya dan rawan menimbulkan kecelakaan, baik antar kendaraan maupun oleh faktor dari luar, misal: papan reklame raksasa yang roboh atau pohon besar yang tumbang tersapu badai.

Cara tepat untuk mengatasi kondisi extreme ini adalah:
> Selalu menjaga kebersihan dan kebeningan/ kekinclongan kaca depan, belakang dan samping pengemudi serta kaca-kaca spion/ back mirror.
> Selalu menjaga sistem wiper, klakson, winker/ seins, lampu hazard dan sistem lighting (fog lamp, city lamp, head light, hi~beam, tail light, brake/ stop light, hi~mounted stop light, backlight ) mobil berfungsi baik.
> Saat terjadi hujan deras, maka perlu dilakukan hal-hal berikut: segera mengurangi kecepatan, menyalakan wiper pada putaran secukupnya dan menyalakan lampu depan & belakang (minimal fog lamp bila ada, kalau tidak ada head light juga masih OK), agar posisi mobil dapat terdeteksi dengan baik, terutama oleh mobil di depan dan di belakang.
> Tetap fokus dan menjaga konsentrasi mengemudi.
> Saat hujan deras berubah menjadi hujan badai, maka perlu dilakukan hal-hal berikut: menyalakan wiper pada posisi maksimal, agar jarak pandang ke depan tetap terjaga baik. Bila hal tsb. tidak bisa mengatasi derasnya gempuran hujan badai, maka cara yang bisa dilakukan, yaitu berjalan dengan berpedoman pada nyala lampu (tail light atau hazard) mobil di depan dan marka jalan/ tepian jalan/ pagar pembatas jalan, dengan tetap menjaga jarak aman.
Note:
Hujan badai adalah hujan yang sangat deras disertai hembusan angin kuat, sehingga suasana disekitar seperti berkabut tebal.
Kondisi hujan badai, menyebabkan jarak pandang ke depan memburuk dan sering pula sistem lighting kurang bisa membantu, hingga akhirnya senjata rahasia terakhir dikeluarkan, yaitu: menyalakan lampu hazard! Karena keadaan darurat sesungguhnya memang sedang berlangsung.
Kerlipan tajam lampu hazard sangat membantu dalam mendeteksi posisi mobil-mobil di sekitaran, sehingga keselamatan bisa tetap terjaga baik.
> Bila keadaan benar-benar menjadi sangat buruk, maka matikan lampu hazard dan ganti dengan menyalakan lampu sein untuk segera berjalan menepi dan berhenti pada tempat yang aman jauh dari papan iklan besar/ raksasa atau pohon besar, sambil sistem wiper, sistem lighting dibiarkan tetap menyala dan jangan lupa lampu hazard kembali dinyalakan agar tidak diseruduk mobil lain dari arah belakang/ disambar mobil lain dari arah samping.


Banjiiirrr....
Src: anneahira.com
Kondisi Banjir/ Banjir Rob/ Tsunami. Kali ini kondisi extreme yang terjadi berkaitan dengan stock air yang berlebihan. 
Banjir bisa disebabkan oleh gempuran hujan, dengan curah hujan tinggi, yang berlansung terus-menerus atau karena kiriman dari daerah yang lebih tinggi, dalam bentuk banjir kiriman biasa maupun banjir bandang. Banjir akan bertambah parah bila sungai-sungai, waduk-waduk, saluran banjir kanal, pintup-pintu air, rumah-rumah pompa, sodetan serta saluran drainase, pada tidak terawat, rusak, penuh sampah, mengalami penyempitan, pendangkalan, dst. Hal ini bisa ditandai dengan lamanya waktu yang dibutuhkan agar banjir bisa segera surut kembali.
Banjir rob adalah banjir yang datang secara  tiba-tiba tanpa diundang, tanpa ada angin tanpa ada hujan. Bisa timbul karena ketinggian air pasang laut berada diatas ketinggian daratan disekitarnya, sehingga air laut langsung meluber membanjiri suatu kawasan melalui saluran-saluran drainase yang ada.
Tsunami umumnya terjadi setelah ada gempa dahsyat (gempa tektonik) akibat pergeseran lapisan lempeng/ kerak bumi. Daerah-daerah tertentu yang kebetulan berbatasan dengan pantai, sangat rawan terhadap bencana ini. Tanda-tanda alam terkait akan terjadinya Tsunami, adalah  surutnya air laut di pantai/ muara-muara sungai secara mendadak sampai jauh begitu gempa bumi dahsyat mereda.

Cara tepat untuk mengatasi kondisi extreme ini adalah:
> Tetap bersikap tenang, fokus dan menjaga konsentrasi mengemudi, sambil terus menganalisa keadaan.
> Kunci utama dalam menerabas banjir adalah, sebelumnya pastikan dulu bahwa: ketinggian banjir masih di bawah ketinggian mulut saringan udara/ air filter, bergerak langsam di genangan air dengan RPM tinggi (gigi 1) agar air tidak sempat membuntu ujung knalpot, menjaga jarak aman antar kendaraan mengingat daya rem jauh berkurang ketika sedang dan setelah menerabas banjir, setelah berhasil menerabas banjlr kembalikan daya cengkeram rem dengan menginjak padal rem secara kalem dan berulang-ulang.
Note:
Knalpot mobil yang ketutupan air  banjir, menyebabkan mesin mobil mati/ mogok dan itu berarti mobil harus stop sampai disini alias FAIL!, sebab menyalakan mobil yang mogok ditengah banjir berpotensi merusak mesin & system electrical mobil itu sendiri. jalan terbaik mendorong mobil sampai ke tepian dan menunggu bantuan datang (kalau di tepian keadaannya relatif kering/ banjirnya tipis, maka boleh dicoba untuk menyalakan mobil kembali. So bila mesin berhasil hidup kembali, maka perjalanan menembus banjir boleh dilanjutkan. LANJUTKAN!).
> Bila di depan terdapat banjir dengan aliran yang deras dalam arah melintang (misal, badan jembatan sudah tertutup habis oleh luapan banjir sungai) dengan ketinggian arus air diperkirakan sudah di atas setengah roda mobil, maka langkah terbaik adalah menghindari spekulasi untuk menerabasnya karena mobil akan mengambang dan segera hanyut terbawa arus banjir.
> Segera mengungsikan mobil ke tempat yang lebih tinggi (misal, ke atas jembatan layang) begitu terdeteksi ketinggian banjir tiba-tiba meningkat secara cepat.
> Hindari rasa panik, ketika di hari yang cerah menjumpai jalan di depan tiba-tiba banjir dengan semburan-semburan air mengerikan yang keluar dari celah-celah/ lubang-lubang saluran drainase, ini tandanya banjir rob sedang terjadi.
> Untuk menerabasnya, gunakan cara seperti (baris 1 & 2) di atas, tapi bila ragu-ragu gunakan jalan-jalan alternatif lain yang tidak mengalami banjir rob, mengingat ketinggian banjir rob bersifat meningkat secara cepat sebelum mencapai ketinggian fix-nya.
> Apabila tinggal di wilayah yang rawan gempa bumi tektonik dan kebetulan berada relatif dekat dengan pantai (+ 5 Km) , maka setiap terjadi gempa dahsyat perlu diwaspadai akan terjadinya bahaya susulan. Ya, Tsunami! Terbaik adalah begitu gempa mereda, segera ngacir ke tempat tinggi (minimal dpl + 50 m) tanpa memperdulikan apakah bakal terjadi Tsunami atau tidak, sebab bila terlambat sedikit (karena menunggu kepastian berita) ada kemungkinan kondisi lalu lintas sudah macet parah oleh arus pengungsi.
> Bila Tsunami sudah terlanjur tejadi, maka segera meluncur ke arah gedung tinggi yang kokoh. Tinggalkan mobil dan segera naik ke atas gedung (minimal 5 lantai ke atas, parno dikit no problem yang penting selamat!).
> Bila terjebak dalam Tsunami yang terjadi, maka segera keluar dari mobil dan naik keatapnya agar dapat   bertindak ke tahap penyelamatan diri selanjutnya atau meminta pertolongan dari luar. Tetap tinggal di dalam mobil yang terombang-ambing arus liar Tsunami adalah tindakan beresiko sebab kemungkinan sewaktu-waktu kaca mobil bisa pecah tertabrak benda-benda keras yang hanyut, gubrak! Game Over!
Note:
Untuk Tsunami adalah hasil dari apa yang sudah saya saksikan dan bisa diambil pelajaran dari kejadian-kejadian Tsunami seperti yang tersaji di Youtube.



Global Warming.
Kondisi Panas Extreme. Tinggal di negara tropis yang hanya mengenal dua musim, yaitu: musim kemarau dan musim penghujan bukan berarti terbebas dari kondisi cuaca extreme, apalagi dengan adanya global warming effect yang semakin terasakan pada akhir-akhir ini. 
Kondisi cuaca extreme pada musim kemarau/ kondisi panas extreme, ditandai dengan: tingginya suhu udara di luar yang membuat badan gerah kepanasan, merasa lebih cepat haus, tingginya tingkat bencana kebakaran, mengeringnya sumber-sumber daya air, tingginya tingkat debu di luaran, dll. Sedangkan pada musim penghujan ditandai dengan sering terjadinya hujan badai, tingginya intensitas hujan yang menyebabkan banjir dadakan, lebih sering buang air kecil, sering terjadi bencana longsor, infrastructure rusak akibat tersapu banjir, dll.

Cara tepat untuk mengatasi Kondisi Panas Extreme ini adalah: 
> Membawa bekal minuman (terbaik air mineral) agak berlebih, untuk melawan rasa haus dan bahaya dehidrasi. Kalau perlu bawa kipas tangan.
> Menghindari/ mengurangi kegiatan berkendaraan di siang hari.
Kondisi panas extreme itu seperti buah simalakama alias sangat membingungkan, selain menyerang manusia juga mobil yang sedang dikendarai, sehingga memungkinkan timbulnya bahaya over heated.
> Kondisi panas extreme membuat sistem cooling engine bekerja extra keras. Pada mobil masa kini yang lazimnya menggunakan electric fan, maka beban elektric-nya akan bertambah besar pula terutama ketika harus bekerja extra keras menyedot udara (panas?) dari luar, agak mesin tidak "meleleh" kepanasan.
> Jadi tindakan bijak saat terjebak dalam kondisi panas extreme adalah management penggunaan daya listik mobil, yaitu mematikan semua alat-alat elektrik yang dirasa tidak urgent, misal: sound/ AV system, mobile charging, dll. 
> Bila lalu lintas sedang lengang, menyalakan AC mobil masihlah make sense, karena pendinginan mesin masih terbantu kembusan udara luar saat mobil melaju kencang, akan berbeda halnya bila kondisi lalu lintas sedang macet parah, maka perlu ada pengorbanan, yaitu: segera mematikan AC mobil (lho bukannya nanti malah kepanasan!) dan membuka sedikit kaca pintu (lho bukannya banyak debu di luar sana!), agar suasana tidak semakin gerah semakin panas. Pada kondisi ini kipas tangan akan sangat berguna, kalau tidak ada ya gunakan majalah atau koran yang ada untuk kipas-kipas. Kalau tidak ada juga, ya silakan ke laut aje, haha.
Note:
Dalam kondisi diatas, menyalakan AC apalagi pada settingan (suhu & kipas) serba maksimum akan menambah beban konsumsi listrik sampai ke titik puncaknya. Ini menyebabkan mesin kekurangan pasokan listrik yang berakibat mesin akan cepat mengalami over heated dimana untuk mencegahnya, maka electric fan harus bekerja extra dan extra keras lagi. 
Aki, electric fan dan altenator yang dipaksa bekerja keras, kemungkinan besar dalam sekejap akan jebol kepanasan. 
Sotoy!
Mobil dengan fan cooling manual yang berputar mengikuti RPM mesin, pada kondisi ini, akan lebih rentan mengalami dehidrasi e... sori over heated.


Jalan Berkabut Asap Tebal.
Kondisi Jalan Berkabut. Jangan salah, jalanan berkabut tebal di jaman sekarang tidak hanya terjadi di daerah-daerah pegunungan atau di dataran rendah (terutama di daerah pinggiran/ pelosok/ pedesaan dimana sistem ekologi-nya masih bagus). Di kota-kota besar dan sekitarnya yang sistem ekologi-nya pada bolong-bolong dan bukan di dataran tinggi kadang terjadi juga, cuma bukan kabut/ awan uap air melainkan kabut asap (hasil limbah alat transportasi, pabrik-pabrik tidak ramah lingkungan, kebakaran di tempat pembuangan (sampah) akhir/ tpa, pembakaran ladang, bahkan kebakaran hutan).
Tentu saja keberadaan kabut yang beneran atau kabut asap ybs. berbahaya bagi keselamatan berlalu lintas, karena jarak pandang ke depan menjadi terbatas/ pendek.

Cara tepat untuk mengatasi kondisi extreme ini adalah:
> Selalu menjaga kebersihan dan kekinclongan kaca depan, belakang dan samping pengemudi serta kaca-kaca spion/ back mirror.
> Selalu menjaga sistem wiper, klakson, winker/ seins, lampu hazard dan sistem lighting (fog lamp, city lamp, head light, hi~beam, tail light, brake/ stop light, hi~mounted stop light, backlight ) mobil berfungsi baik.
Saat mulai memasuki wilayah berkabut, maka perlu dilakukan hal-hal berikut: segera mengurangi kecepatan, menyalakan wiper pada putaran secukupnya (bila diiringi hujan turun) dan menyalakan lampu depan & belakang (minimal fog lamp bila ada, kalau tidak ada head light juga masih OK), agar posisi mobil dapat terdeteksi dengan baik, terutama oleh mobil di depan dan di belakang.
Note:
Menyalakan lampu jauh/ lampu tembak/ hi-beam tidak dianjurkan, sebab sinarnya akan memantul balik, sehingga malah menyilaukan mata.
> Tetap fokus dan menjaga konsentrasi mengemudi.
> Bila lalu lintas dalam keadaan ramai, maka cara yang bisa dilakukan, yaitu berjalan dengan berpedoman pada nyala lampu (tail light atau hazard) mobil di depan dan marka jalan/ tepian jalan/ pagar pembatas jalan, dengan tetap menjaga jarak aman.
> Bila lalu lintas dalam keadaan sepi tidak ada satupun kendaraan lain, maka cara satu-satunya, yaitu berjalan dengan berpedoman pada marka jalan/ tepian jalan/ pagar pembatas jalan, agar arah mobil tidak keluar jalur dan menyimpang kemana-mana. 
Note:
Bila sama sekali tidak terdapat marka jalan/ tepian jalan/ pagar pembatas jalan yang bisa dijadikan pedoman, maka jalan terbaik, yaitu segera menepi dan berhenti ke tempat aman, sambil sistem lighting dibiarkan tetap menyala dan jangan lupa lampu hazard kembali dinyalakan agar tidak diseruduk mobil lain dari arah belakang/ disambar mobil lain dari arah samping. Bila kabut sudah menipis dan jarak pandang semakin bagus, maka perjalanan boleh diteruskan kembali.
Menyediakan masker dalam jumlah cukup, bila kabut yang terjadi adalah kabut asap.


Hati-hati ANGIN SAMPING.
Src: Wikipedia.
Kondisi Jalan Dengan Bahaya Angin Samping. Para desainer mobil hampir semuanya tidak pernah ambil pusing dengan sifat aliran angin/ aerodinamic dari bentuk samping mobil yang dirancangnya terkait dengan keberadaan angin yang berhembus dari arah samping kendaraan/ bahaya angin samping. Mereka telah faham, bahwa besar kecilnya bahaya angin samping secara tidak langsung lebih banyak dipengaruhi oleh bentuk muka/ tampang kendaraan, sehingga mereka lebih konsen dan fokus pada desain tampang sebuah mobil. Sedangkan bentuk samping mobil lebih banyak dipengaruhi oleh bentuk aerodinamic yang terjadi saat angin mengalir lurus dari depan sampai ke bagian belakang mobil. 
Angin bersifat akan berhembus lebih kencang saat melalui sebuah "lorong", sehingga keberadaan angin samping lebih mudah dijumpai di jalan-jalan di daerah perbukitan/ pegunungan, di jembatan antar pulau yang jaraknya relatif berdekatan/ hanya dipisah oleh selat, di perkotaan yang dipadati oleh gedung-gedung skyscraper, jalan/ jembatan yang menghubungkan terowongan-terowongan yang menembusi bukit-bukit, dll.
Bentuk bahaya angin samping, yaitu dapat merubah arah kendaraan secara spontan, baik disaat sedang bergerak/ melaju lurus maupun sedang berbelok di tikungan, sehingga rambu-rambu bahaya angin samping perlu banyak di pasang di area-area yang berpotensi besar akan terjadinya bahaya angin samping tsb.
Note:
Angin adalah udara yang bergerak (bagi yang belum tahu, berarti waktu jaman SD dulu pas pelajaran IPA tentang udara pasti sedang gak masuk, kalau tidak karena sakit ya bolos, haha).
Dalam keadaan normal, angin akan mengalir lurus dari bagian depan sebuah mobil yang sedang melaju sampai ke bagian belakang.
Yang dimaksud dengan angin samping adalah angin yang berhembus ke samping (kiri atau kanan) kendaraan dengan arah tegak lurus atau menyudut terhadap angin yang mengalir lurus, seperti tsb di atas.
"Lorong" angin, asal dari mana angin samping terjadi, dapat terbentuk oleh: celah di antara dua bukit, celah diantara dinding-dinding lembah, selat diantara dua pulau, jalan yang diapit oleh gedung-gedung skyscraper yang berjajar rapat (misal: jl. MH. Thamrin~DKI Jakarta), dst.

Cara tepat untuk mengatasi Kondisi Jalan Dengan Bahaya Angin Samping ini adalah: 
> Ingat, bahwa bahaya angin samping datangnya secara spontan dari arah yang tidak disangka-sangka. Jadi kalau sampai tertimpa, khususnya bagi para "pembalap jalanan",  berarti bencana. MENGERIKAN!
> Cermati adanya potensi bahaya angin samping, terutama saat mengemudi di daerah perbukitan atan pegunungan (misal: jalan tol Semarang~Bawen, jalan tol Cipularang), sedang menyeberang jembatan antar pulau yang terpisahkan oleh selat (jembatan Suromadu), diperkotaan yang rapat dengan gedung-gedung skyscraper (kota-kota metropolitan di negara maju. Sebentar lagi Jakarta menyusul, haha), jembatan/ jalan yang menghubungkan terowongan-terowongan antar bukit satu dengan bukit yang lain, dll.
> Segera mengurangi kecepatan kendaraan begitu melihat rambu bahaya angin samping, atau kalau tidak ada rambunya ya cukup berhati-hati bila sedang berada di daerah seperti disebutkan di atas).
Note:
Besarnya bahaya angin samping tergantung pada: kecepatan kendaraan, besarnya kecepatan angin samping serta sudut kedatangan angin samping. Dari pernyataan ini dapat dipelajari, bahwa semakin cepat laju kendaraan, maka bahaya angin samping akan semakin besar. Jadi untuk memperkecil resiko akibat bahaya angin samping, yaitu dengan memperlambat/ menurunkan kecepatan laju kendaraan.


Macet Total.
Kondisi Jalan Macet Total. Bagi warga dari kota-kota metropolitan (Jakarta, Surabaya, Medan & Bandung) di Indonesia, kondisi macet total mungkin sudah bukan hal yang luar biasa lagi, karena sudah menjadi rutinitas yang hampir setiap hari harus dihadapi. Semua tips, trik, kiat, resep, rujukan, nasihat, wejangan, pesan, himbauan, anjuran, perintah, doktrin, bahkan wasiat terkait masalah kemacetan lalu lintas sepertinya sudah pada hafal luar kepala, tetapi mengapa kemacetan masih tetap saja terjadi? Akhirnya pancaran wajah-wajah stress, putus asa & kelelahan akibat mengalami macet setiap hari, yang nampak dari kebanyakan mereka. Miris & prihatin! Habis harus bagaimana lagi? Sebelum terkena semprot marah mereka, mending buru-buru, ngaciiir...
Macet Lagi.

Cara tepat untuk mengatasi kondisi extreme ini adalah:
> Menghapus mindset "pantasnya", (misal: pantasnya kalau kampus/ tempat seminar/ kantornya/ dll. di Pang-Soed Jakarta, maka berangkatnya dari sini ya jam 06.15 pagi, kalau nanti kena macet di jalan ya itu resiko, sudah biasa!) ganti saja dengan yang lebih specific/ focus: "sebaiknya dan soalnya" (misal: karena kantornya di Pang-Soed, maka sebaiknya hari ini berangkatnya dari sini jam 05.00 pagi, soalnya ada tamu penting client dari Korsel mau visit & rapat jam 08.00 ), dst.
Macet Lagi.
> Mulai membiasakan diri menggunakan aplikasi hi-tech, misal Google Maps~Traffic untuk mengetahui sebelumnya kondisi lalu lintas secara real time, yaitu setiap ketika ada rencana akan mengadakan perjalanan ke client/ rekan bisnis/ family/ kampus/ tempat seminar/ project site/ ke airport untuk antar atau jemput tamu penting/ dll. Dari sini akan dapat ditentukan rute-rute mana yang kira-kira tidak terlalu macet serta perkiraan spare time yang dibutuhkan. 
Membatasi penggunaan mobil pribadi untuk keperluan sendiri. Gunakan untuk keperluan yang bisa dilakukan dengan beramai-ramai, misal beramai-ramai berangkat makan siang di suatu tempat, beramai-ramai mengunjungi pameran terkait dengan akademis/ pekerjaan/ bisnis, dll.
Gara-gara si KOMO lewat.
(Lho, Tapi itoe Kan Doeloe!)
Note:
Cara paling praktis, jitu dan asoy-geboy (bila ada rejeki lebih) adalah menggunakan jasa supir pribadi yang gesit dan sudah pakar/ menguasai rute-rute perkotaan. Dengan begini, mau jalanan macet kek, mau jalanan ditutup kek (ada perbaikan, kaleee), mau jalanan lancar kek, mau menabrak tekek kek, dll. Masa bodo! Itu mah urusan sopir, haha. Gue sih mau tiduran dulu ah/ mau up date berita ah/ mau baca bahan seminar ah/ mau WhatsApp-WhatsApp an sama teman-teman ah/ dll., bodo amat. Tidak ada yang melarang. Ini baru asyiiiik!


Demikian posting kali ini. BTW isinya dari awal sampai akhir terkesan extreme bukan? Haha, paling tidak panjang tulisannya yang  E  X  T  R  E  M  E abiz. So, semoga tidak kapok membacanya. 



Good Luck & Peace!