Bagian 2 dari 4.
1 september 1939 adalah tanggal resmi dimulainya perang dunia jilid 2/ PD II yang ditandai oleh invasi Jerman ke Polandia. Dua hari kemudian diumumkan pernyataan perang terhadap Jerman, oleh Perancis dan Inggris. PD II akhirnya menjadi perang terluas dengan makin banyaknya negara yang terseret ikut terlibat di dalamnya. Perang ini melibatkan + 100 juta tentara dari + 60 negara yang berasal dari 5 benua. Secara garis besar PD II adalah perang mematikan yang terjadi antara 2 kubu raksasa, yaitu kubu Sekutu yang dipimpin oleh: USA, Inggris & Rusia versus kubu Poros yang dipimpin oleh: Jerman, Italia & Jepang.
Blaaar! Ledakan Nuke Bomb di Jepang Menjelang Akhir PD II. |
Perang model keroyokan berskala global ini memaksa negara-negara jawara yang terlibat didalamnya pada sibuk mencurahkan dan mengerahkan segala sumber kekuatan mereka, yang meliputi: financial, ekonomi, industri, science & teknologi serta sumber daya alam dan manusia (sipil & militer) demi memenangkan perang, sehingga praktis berdampak buruk terhadap industri otomotif dunia, yaitu dengan terhentinya supply produk dan komponen. Keadaan ini bahkan berlangsung terus sampai beberapa tahun kedepan setelah PD II berakhir pada tahun 1945.
Efek buruk di atas jelas secara otomatis langsung berimbas ke dunia usaha otomotif di Indonesia (yang sebagian besar masih tergantung import) yang segera ikutan loyo, bahkan sempat terhenti menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945.
Note:
Perusahaan otomotif di Indonesia yang masih mampu bertahan menjelang PD II, adalah: N.V. Velodrome, Verwey & Lugard dan N.V. General Motors Java Handel Maatschappij atau NVGMJHM.
Menjelang invasi tentara Jepang ke Indonesia 1942, maka semua asset bergerak NVGMJHM, yaitu: kendaraan berat, mesin-mesin, peralatan & fasilitas pabrik perakitan mobil GM di Tanjung Priok segera diambil alih oleh pihak militer kolonial Belanda untuk dipindahkan ke pedalaman di daerah Solo, tapi semua asset tsb. di atas akhirnya dimusnahkan seiring dengan berita masuknya tentara Jepang ke Indonesia pada 9 Maret 1942.
Sekitar dua minggu kemudian NVGMJHM menghentikan operasinya, setelah para staf & karyawan yang berkebangsaan Belanda, Inggris & Amerika ditangkap, serta pabriknya dikuasai oleh tentara Jepang.
Melihat kondisi di atas, maka pada akhir 1942, GM menarik seluruh investasinya dari NVGMJHM.
Untuk keberlangsungan operasional usaha dan mengoperasikan pabrik perakitan pasca PD II, maka GM membentuk Djakarta Branch.
Pada awal tahun 1945, R.S. Stockvis en Zonen Ltd. sebuah perusahaan konglomerasi asal Belanda membuka kantor perwakilannya di Batavia. Perusahaan ini menyediakan spare parts mobil & motor juga mengurus pesanan mobil-mobil buatan Eropa & Amerika.
Berikut cuplikan situasi kota Surabaya saat Jepang berkuasa 1942 s/d 1945:
"Begitu bala tentara Dai Nippon menduduki Surabaya, segala kendaraan bermotor pun lenyap dari jalan-jalan umum. Mobil-mobil sedan yang lewat hanya mobil opsir tentara Jepang atau truk bercat hijau untuk maju perang. Ada juga kendaraan kantor, tetapi amat jarang. Itupun yang berhak memakai orang Jepang, karena yang menjabat kepala kantor para opsir Rikugun (Angkatan Darat Jepang), atau orang Jepang Sakura (bukan dari militer, orang sipil). Kami bisa menandai apakah opsir Rikugun atau Sakura dari topinya, yang militer simbolnya bintang, yang Sakura simbolnya bunga Sakura. Kendaraan umum seperti: bus, atak, taksi, oplet, bemo, amko (bentuknya seperti bemo roda tiga tahun 1960 an) yang sebelumnya berkeliaran simpang siur mencari penumpang di kota, satu pun tidak ada yang tampak lagi. Lenyap seperti ditelan bumi". (By: Suparto Brata, dalam: Surabaya no Monogatari, Surabaya Zaman Jepang).
Efek buruk di atas jelas secara otomatis langsung berimbas ke dunia usaha otomotif di Indonesia (yang sebagian besar masih tergantung import) yang segera ikutan loyo, bahkan sempat terhenti menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945.
Note:
Pabrik GM di Tanjung Priok 1937. |
Menjelang invasi tentara Jepang ke Indonesia 1942, maka semua asset bergerak NVGMJHM, yaitu: kendaraan berat, mesin-mesin, peralatan & fasilitas pabrik perakitan mobil GM di Tanjung Priok segera diambil alih oleh pihak militer kolonial Belanda untuk dipindahkan ke pedalaman di daerah Solo, tapi semua asset tsb. di atas akhirnya dimusnahkan seiring dengan berita masuknya tentara Jepang ke Indonesia pada 9 Maret 1942.
Sekitar dua minggu kemudian NVGMJHM menghentikan operasinya, setelah para staf & karyawan yang berkebangsaan Belanda, Inggris & Amerika ditangkap, serta pabriknya dikuasai oleh tentara Jepang.
Diganti PLTU di Lokasi yang Sama 2015? |
Untuk keberlangsungan operasional usaha dan mengoperasikan pabrik perakitan pasca PD II, maka GM membentuk Djakarta Branch.
Pada awal tahun 1945, R.S. Stockvis en Zonen Ltd. sebuah perusahaan konglomerasi asal Belanda membuka kantor perwakilannya di Batavia. Perusahaan ini menyediakan spare parts mobil & motor juga mengurus pesanan mobil-mobil buatan Eropa & Amerika.
Berikut cuplikan situasi kota Surabaya saat Jepang berkuasa 1942 s/d 1945:
"Begitu bala tentara Dai Nippon menduduki Surabaya, segala kendaraan bermotor pun lenyap dari jalan-jalan umum. Mobil-mobil sedan yang lewat hanya mobil opsir tentara Jepang atau truk bercat hijau untuk maju perang. Ada juga kendaraan kantor, tetapi amat jarang. Itupun yang berhak memakai orang Jepang, karena yang menjabat kepala kantor para opsir Rikugun (Angkatan Darat Jepang), atau orang Jepang Sakura (bukan dari militer, orang sipil). Kami bisa menandai apakah opsir Rikugun atau Sakura dari topinya, yang militer simbolnya bintang, yang Sakura simbolnya bunga Sakura. Kendaraan umum seperti: bus, atak, taksi, oplet, bemo, amko (bentuknya seperti bemo roda tiga tahun 1960 an) yang sebelumnya berkeliaran simpang siur mencari penumpang di kota, satu pun tidak ada yang tampak lagi. Lenyap seperti ditelan bumi". (By: Suparto Brata, dalam: Surabaya no Monogatari, Surabaya Zaman Jepang).
Era Pasca Kemerdekaan RI (Old Order):
Bisnis otomotif di Indonesia mulai menggeliat lagi yang ditandai dengan berdirinya pabrik perakitan mobil kedua di Indonesia pada tahun 1951, yaitu: PT. Indonesian Service Company/ ISC di jalan Lodan, Jakarta Utara. Pabrik yang digawangi oleh H. Laoh (Menhub saat itu) & Mawira ini merakit mobil-mobil Ford dan Dodge. ISC kemudian diambil alih oleh Djakarta Motor Company, milik "Radja Mobil" Hasjim Ning, yang segera menjadi perusahaan yang menguasai hampir seluruh merk mobil yang beredar di Indonesia di era 1950an, yaitu: Ford, Dodge, Chrysler (Jeep), Mazda dan Fiat.
Kebangkitan kembali bisnis ini berlanjut dengan didirikannya pabrik perakitan mobil lainnya di Bandung, yaitu: PT. Marwa Motors pada tahun 1958 oleh Suwarna. Pabrik ini merakit micro bus yang merupakan perintis perakitan dan pemasaran mobil Mercedes Benz di Indonesia.
Note:
Sekitar awal milenium/ tahun 2000, beberapa gelintir micro bus unyu-unyu di atas, masih bisa dijumpai suka bergentayangan pada sibuk mengangkut penumpang umum di pinggiran Bekasi. Meski rata-rata kondisinya sudah parah & boetoet poenja, tapi merknya itu loh yang bikin gak kukuh abiz. Mersi man, MERSI!
Pada 1950an berdiri PT. Udatin (Usaha Dagang & Teknik Indonesia) oleh Fritz H. Eman, dkk. Perusahaan ini adalah importir mobil mewah Borgward ex Jerman.
Sekitar 1960an PT. Udatin menjadi importir mobil Holden ex Australia dan mulai mendirikan pabrik perakitan mobil di Surabaya.
Pabrik yang juga merupakan pusat perakitan mobil ketiga di Indonesia ini, pada tahun 1970an digunakan untuk merakit mobil Holden ex Australia.
Pada1960an berdiri pula PT. Immer Motor yang mengageni Nissan Diesel dan mobil-mobil dari Eropa Timur.
Note:
Pabrik mobil Borgward didirikan di Jerman tahun 1919 oleh Carl Bogward. Pada 1961 perusahaan ini mengalami bangkrut, tapi akhirnya bangkit kembali tahun 2015 atau setelah sempat 54 tahun tertidur pulas. Hal ini ditandai dengan kemunculan merk dan produk lawas Borgward di Genewa Motor Show 2015.
Sebelum puyeng, yo santai sejenak sambil memelototi kecantikan salah satu produk Borgward legendaris; Borgward Isabella TS ex 1955.
Pada tahun 1960an berdiri Astra Group oleh William Surjadjaja. Mobil-mobil yang dijual berasal dari merk: Toyota, Daihatsu, Renault, Peugeot, Alfa Romeo, BMW dan Izusu. Bisnis Astra salah satunya dimulai dengan ikut menanam saham di pabrik Gaja Motor yang sebelumnya adalah ex pabrik GM yang telah diakuisisi oleh pemerintah.
Produk utama yang dipasarkan oleh pemerintah bersama Astra adalah truk-truk Chevrolet.
Pada 1970an (awal New Order) berdiri PT. New Marwa 1970 Motors oleh Sjarnoebi Said. Perusahaan ini merupakan distributor resmi kendaraan Mitsubishi di tanah air.
Pada tahun 1973 namanya berubah menjadi PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors. Group perusahaan ini selain menjadi agen juga telah menjadi produsen kendaraan Mitsubishi, karena pada tahun itu pula telah berdiri pabrik perakitan truk Fuso dibawah PT. Krama Yudha Ratu Motors dan pabrik perakitan mesin, body parts & chassis dibawah PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors & Mfg.
Pada tahun yang sama berdiri pula Indomobil Group oleh Sudono Salim. Perusahaan ini awalnya merupakan distributor resmi kendaraan Volvo dan Suzuki di tanah air. Kemudian semakin berkembang dengan pengambil alihan keagenan untuk kendaraan VW, Datsun & Nissan
Note:
Pada tahun 1970 telah berdiri pula PT. Piola oleh Maratua Panggabean. Perusahaan ini adalah importir VW dari Jerman. Sekitar 1980 perusahaan ini rontok dan diambil alih pemerintah melalui PT. Garuda Mataram Motor.
Tercatat pula telah berdiri PT. Indokaya oleh Affan Brothers, yang merupakan agen resmi kendaraan Datsun & Nissan di Indonesia. Perusahaan ini juga rontok berakhir pada 1980an.
Inilah penampakan beberapa sosok mobil yang bergentayangan tebar pesona pada era ini:
WOW! Semuanya pada dahsyat, bukan main, amazing, fantastic & ruwaaarrr... biasa!
Good Luck & Peace!
Micro Bus Mercedes Benz 1960s. |
Kebangkitan kembali bisnis ini berlanjut dengan didirikannya pabrik perakitan mobil lainnya di Bandung, yaitu: PT. Marwa Motors pada tahun 1958 oleh Suwarna. Pabrik ini merakit micro bus yang merupakan perintis perakitan dan pemasaran mobil Mercedes Benz di Indonesia.
Holden 1960s. |
Sekitar awal milenium/ tahun 2000, beberapa gelintir micro bus unyu-unyu di atas, masih bisa dijumpai suka bergentayangan pada sibuk mengangkut penumpang umum di pinggiran Bekasi. Meski rata-rata kondisinya sudah parah & boetoet poenja, tapi merknya itu loh yang bikin gak kukuh abiz. Mersi man, MERSI!
Pada 1950an berdiri PT. Udatin (Usaha Dagang & Teknik Indonesia) oleh Fritz H. Eman, dkk. Perusahaan ini adalah importir mobil mewah Borgward ex Jerman.
Sekitar 1960an PT. Udatin menjadi importir mobil Holden ex Australia dan mulai mendirikan pabrik perakitan mobil di Surabaya.
Pabrik yang juga merupakan pusat perakitan mobil ketiga di Indonesia ini, pada tahun 1970an digunakan untuk merakit mobil Holden ex Australia.
Pada1960an berdiri pula PT. Immer Motor yang mengageni Nissan Diesel dan mobil-mobil dari Eropa Timur.
Note:
Pabrik mobil Borgward didirikan di Jerman tahun 1919 oleh Carl Bogward. Pada 1961 perusahaan ini mengalami bangkrut, tapi akhirnya bangkit kembali tahun 2015 atau setelah sempat 54 tahun tertidur pulas. Hal ini ditandai dengan kemunculan merk dan produk lawas Borgward di Genewa Motor Show 2015.
Sebelum puyeng, yo santai sejenak sambil memelototi kecantikan salah satu produk Borgward legendaris; Borgward Isabella TS ex 1955.
Sosok Cantik Borgward Isabella TS 1955, di Genewa Motor show 2015. |
Pada tahun 1960an berdiri Astra Group oleh William Surjadjaja. Mobil-mobil yang dijual berasal dari merk: Toyota, Daihatsu, Renault, Peugeot, Alfa Romeo, BMW dan Izusu. Bisnis Astra salah satunya dimulai dengan ikut menanam saham di pabrik Gaja Motor yang sebelumnya adalah ex pabrik GM yang telah diakuisisi oleh pemerintah.
Produk utama yang dipasarkan oleh pemerintah bersama Astra adalah truk-truk Chevrolet.
Pada 1970an (awal New Order) berdiri PT. New Marwa 1970 Motors oleh Sjarnoebi Said. Perusahaan ini merupakan distributor resmi kendaraan Mitsubishi di tanah air.
Pada tahun 1973 namanya berubah menjadi PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors. Group perusahaan ini selain menjadi agen juga telah menjadi produsen kendaraan Mitsubishi, karena pada tahun itu pula telah berdiri pabrik perakitan truk Fuso dibawah PT. Krama Yudha Ratu Motors dan pabrik perakitan mesin, body parts & chassis dibawah PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors & Mfg.
Pada tahun yang sama berdiri pula Indomobil Group oleh Sudono Salim. Perusahaan ini awalnya merupakan distributor resmi kendaraan Volvo dan Suzuki di tanah air. Kemudian semakin berkembang dengan pengambil alihan keagenan untuk kendaraan VW, Datsun & Nissan
Note:
Pada tahun 1970 telah berdiri pula PT. Piola oleh Maratua Panggabean. Perusahaan ini adalah importir VW dari Jerman. Sekitar 1980 perusahaan ini rontok dan diambil alih pemerintah melalui PT. Garuda Mataram Motor.
Tercatat pula telah berdiri PT. Indokaya oleh Affan Brothers, yang merupakan agen resmi kendaraan Datsun & Nissan di Indonesia. Perusahaan ini juga rontok berakhir pada 1980an.
Inilah penampakan beberapa sosok mobil yang bergentayangan tebar pesona pada era ini:
Fiat 1300 1961, Mercedes Benz C180 (Mersi Kentang) 1960, Mercedes 220S (Mersi Kebo) 1960 |
Morris Minor 1952, Chevrolet Deluxe 1952, Chevrolet Impala 1965. |
NEXT: Bagian 3, Era Pasca Kemerdekaan RI (New Order).
NEXT: Bagian 4, Era Pasca Kemerdekaan RI (Reformation Order).
Good Luck & Peace!