Translate

HUMOR


Semoga bisa membuat hari Anda makin seru & ceria. Peace!


Pohon Eksotis Langka dari Indonesia.


Maling Buah. 04/11/2015
(terjemahan dengan modifikasi nama dari Humor Suroboyoan)

Momod sedang puyeng abiz memikirkan kebun melonnya yang dijarah orang hampir setiap malam, padahal sebentar lagi masa panen. Sudah diakali dengan berbagai cara toh masih saja tetap banyak yang hilang. Dari bisik-bisik sih katanya yang suka mencuri itu si Dodol dari kampung sebelah, tapi Momod tidak punya nyali buat main tangkap orangnya.
Akhirnya Momod menemukan cara untuk membuat si maling jera.
Sore-sore sebelum pulang, Momod memasang papan peringatan yang bertuliskan, “Awas! Hati-hati kalau mau mencuri, salah satu melon ini sudah saya suntik dengan racun”. Setelah menghitung jumlah melon matang yang dipanen itu ada 10 buah, Momod pulang.
Besoknya Momod datang lagi ke kebunnya. Saat dihitung ulang, melon panenannya ternyata utuh tetap berjumlah 10 buah. “Wah ternyata malingnya pengecut, cuman dikibulin dengan peringatan bodong saja takut”, pikir Momod senang.
Setelah itu tiba-tiba papan peringatannya ambruk, brak! “Wah pasti tertiup angin nih”, kembali pikir si Momod. Ketika dibalik, ternyata tulisan peringatannya sudah ditambahi sama malingnya, “Awas! Sekarang ada dua”.


Bunga Purba~Rafflesia Arnoldi. Hidup di Hutan-hutan Sumatra, Indonesia.


Naik Taksi. 04/11/2015
(terjemahan dengan modifikasi nama dari Humor Suroboyoan)

Sehabis lembur, Parno kali ini memilih pulang naik taksi saja.
Daripada senyap, Parno iseng mencolek si sopir taksi bermaksud untuk mengajak ngobrol. Saat dicolek mendadak sopir taksinya kaget bukan kepalang. Saking kagetnya, kakinya langsung nginjak pedal gas dalam-dalam, sehingga mobilnya langsung loncat melesat hampir menyeruduk warung.
Untung saja si sopir taksi masih sempat ngerem dan tidak jadi nabrak. Parno dan supir taksi sama-sama pucat, dadanya pada sesak sulit bernafas.
Sesudah tenang, Parno meminta maaf sembari tanya ke supirnya mengapa cuma di colek, kok bisa begitu kagetnya.
Kata si supir, ”Begini Pak, saya ini baru kali pertama narik taksi dan Bapak adalah penumpang pertama saya pula.”
Parno mulai bingung, “Lho sebelumnya kamu itu kerja apa, kok bisa gampang kagetan seperti ini?”
“Saya dulu juga kerja sopir Pak.”, kata si sopir taksi.
“Supir trontonkah?”, tanya Parno penasaran.
“Supir mobil jenazah.”

Bunga Purba~Bunga Bangkai/ Armophopopallus Titanium, Asli Sumatra~Indonesia Sedang Mekar di Salah Satu Botanic Garden, USA.


Prajurit Siapa yang Paling Pemberani. 06/11/2015
(Adaptasi dengan sedikit modifikasi dari okezone,com/ Humor Gus Dur)

Di atas geladak kapal US Navy, pagi itu nampak tiga Pemimpin Negara dari USA, Jepang & Indonesia sedang terlibat pembicaraan seru tentang prajurit siapa yang paling pemberani. Kebetulan di sekeliling kapal perang besar & sangar itu sedang berseliweran ikan-ikan hiu buas kelaparan.
Clinton (tiba-tiba ambil inisiatif), "Asal Anda tahu saja, prajurit kami adalah yang paling pemberani di dunia. Hoi Mayor sini kamu! Coba kamu berenang mengelilingi kapal ini 10 kali!"
Mayor (walau tahu banyak hiu), "Siap Pak! Demi The Star Splanged Banner saya siap!" (Akhirnya dia  langsung terjun dan berenang mengelilingi kapal 10 kali sambil dikejar-kejar para hiu).
Mayor (naik kapal dan melapor), "Selesai Pak! Long Live America!"
Clinton, "Hebat kamu! Kembali ke pasukan."
Koizumi (merasa tak mau kalah, Beliau memanggil seorang sersan), "Sersan, sini menghadap sebentar! (sang Sersan langsung datang) Coba kamu berenang mengelilingi kapal ini 50 kali!"
Sersan (melihat banyak hiu, glek! Tapi...), "For The Queen I am ready! (pekik Sersan kemudian membuka baju dan langsung terjun ke laut lalu berenang mengelilingi kapal 50 kali sambil dikejar-kejar para hiu juga).
Sersan (naik kapal dan melapor), "Selesai Pak! God Save The Queen!"
Koizumi, "Hebat kamu! Kembali ke pasukan!"
Koizumi (tersenyum kemenangan), "Anda lihat sendiri Pak Clinton, prajurit saya lebih pemberani dibandingkan prajurit Anda "
Tidak lama kemudian.
Gus Dur, "Eh itu kopral sini kamu! (setelah datang) Saya perintahkan kamu untuk terjun ke laut dan berenang mengelilingi kapal ini 100 kali, laksanakan!"
Kopral, "Hah??? Kamu sudah gila kali ya! Dasar presiden gak punya otak! Suruh berenang kok sama ikan hiu, kurang ajar!!! (sang kopral pun segera pergi meninggalkan Gus Dur)."
Gus Dur (dengan rasa bangga), "Nah Saudara-saudara sudah Anda lihat & buktikan sendiri siapa kira-kira prajurit yang paling pemberani di dunia. Hidup Indonesia!"

Sawah Berteras Bali, Asli Indonesia.


Siapa yang Tanda Tangani Teks Proklamasi. 06/11/2015
(Adaptasi dengan sedikit modifikasi bahasa dari ketawa,com/ Humor Umum)

Pulang sekolah Ucok menangis membuat Bapaknya heran penuh tanya, sebab tidak biasanya.
Bapak, "Cemana pula kau Ucok? Aku lihat muka kau kusut kali."
Ucok (sambil tetap nangis), "Ucok diusir Bu Guru Pak!"
Bapak, "Kok bisa?"
Ucok, "Ucok kepergok ketiduran di kelas lalu Bu Guru bangunkan dan kasih hukuman soal IPS, siapa yang tanda tangani teks proklamasi?"
Bapak, "Lalu apa pula kau jawab?"
Ucok, "Ya Ucok jawab, bukan aku Bu! Sumpah! Bukan aku Bu Guru."
Bapak, "Ah kau, jelas salahlah itu. Mengaku sajalah bahwa yang tanda tangan itu, kau! Apa salahnya, jaman sekarang cari sekolah bagus susah Ucok."
Ucok, "Ok siap Boss!"
Besoknya Ucok pulang cepat, tapi dengan tampang yang lebih kusut.
Bapak, "Cemana pula lagi kau Ucok?"
Ucok, "Gara-gara pakai jawaban Bapak, Ucok sekarang jadi di skors tiga hari."
Bapak, "Oh begitu ya, ok ayo kita balik ke sekolah kau. Aku akan kasih tahu kau punya Bu Guru jawaban yang sebenarnya."
Di sekolahan.
Bu Guru, "Wah selamat pagi Pak Ucok, ada yang bisa saya bantu?"
Bapak (bicara pelan), "Begini Bu Guru, aku kasih tahu Bu Guru soal teks proklamasi itu."
Bu Guru (bengong), "Ya... kenapa Pak Ucok?"
Bapak, "Sebenarnya Bu Guru tidak betul juga, masak si Ucok yang ditanya... kan waktu itu dia belum lahir?"
Bu Guru (makin bengong), "Terus?"
Bapak, "Begini Bu Guru, terus terang sebenarnya yang tanda tangani teks proklamasi itu aku, Bapaknya Ucok."
Bu Guru, "Ya ampun Pak... Pulang sana! Bapak dan anak sama saja!"
Di jalan.
Bapak, "Cemana pulalah ini. Kau mengaku, salah. Kau tidak mengaku, salah. Aku mengaku, salah pula. Pening... pening!" 
Tiba-tiba di jalan mereka ketemu Pak Lurah.
Pak Lurah, "Cemana pula kalian, muka kok pada ditekuk gitu?"
Lalu berceritalah Pak Ucok dari awal sampai mereka diusir Bu Guru.
Pak Lurah langsung terbahak, "Haha, itu bukan soal besar. Mana teksnya, sini biar Pak Lurah yang tanda tangani!"