Apabila dibandingkan masa sebelum tahun 2000an, maka aplikasi transmisi otomatik/ automatic transmission/ AT pada kendaraan roda 4 saat ini bukanlah sesuatu yang cetar membahana lagi, bahkan sudah menjadi kebutuhan pokok, terutama di Jakarta, didalam menembus kemacetan gila parah yang hampir terjadi setiap saat tanpa kenal waktu.
Image miring tentang transmisi otomatik, yaitu: suka loncat sendiri, akselerasi/ tarikan lambat, cepat rusak, gampang ngadat, boros BBM, boros kampas rem dan resale value anjlok, akhirnya pupus sudah secara alamiah setelah khalayak ramai dijejali iklan, gempuran promosi, test drive, dll., termasuk isu & gosip,
sehingga "dengan terpaksa alias kepepet" mereka merasakan sendiri pengalaman menggunakan transmisi ajaib ini. Soalnya ternyata, WOW... hwenaaak tenaaan!
So sebelum Papa Minta Pulsa, eh sori... Papa Minta Mobil Matic atau Mobil AT, maka perlu dipelajari dan difahami hal-hal terkait, sbb:
Asyiiik! |
So sebelum Papa Minta Pulsa, eh sori... Papa Minta Mobil Matic atau Mobil AT, maka perlu dipelajari dan difahami hal-hal terkait, sbb:
I. Basic Knowledge Transmission System.
Sampai detik ini terdapat tiga macam sistem transmisi yang terkenal di dunia yang salah satunya barangkali sedang nempel di mobil Anda. Yang mana itu? Tinggal pilih saja dari yang ini, sbb:
A. Manual Transmission/ Gear Box/ MT.
B. Automatic Transmission ~ Regular/ AT~Regular.
C. Automatic Transmission ~ Continuously Variable Transmissions/ AT~CVT.
Tipe Transmisi Mobil yang Terkenal di Dunia. |
AT pada prinsipnya menggunakan tenaga hidrolik yang digunakan, sebagai;
1. Pengganti tenaga gerak kaki pengemudi dalam menekan dan melepas injakan pedal kopling seperti pada MT.
2. Sumber tenaga gerak mekanisme dalam pemilihan ratio gigi yang sudah ditentukan mirip gerakan pindah gigi pada MT.
Sedangkan kapan menentukan timing perpindahan giginya, pada ratio dan RPM tertentu, semuanya sudah diatur oleh Electronic Hydraulic Transmission Control (EHTC).
Sedangkan kapan menentukan timing perpindahan giginya, pada ratio dan RPM tertentu, semuanya sudah diatur oleh Electronic Hydraulic Transmission Control (EHTC).
Tenaga hidrolik AT diperoleh dari pompa oli dan distribusinya ke dalam sistem, semuanya sudah diatur penuh oleh EHTC, yaitu melalui management buka tutup plunger-plunger valve hidrolik yang ada secara computerized.
Note:
Kopling pada AT umumnya menggunakan sistem fluid torque converter karena memiliki tingkat efisiensi tinggi dalam transfer tenaga.
Komponen utama dari sistem fluid torque converter yaitu pompa dan turbin.
Converter lock up clutch berfungsi untuk meningkatkan efisiensi sistem kopling pada RPM tinggi dan over drive, yaitu dengan cara mengunci secara mekanis komponen pompa dan turbin bawaan fluid torque converter.
II. Kode Etik Pemakaian AT :)
Meskipun enak & nyaman, tetap saja bisa (cepat) rusak bila cara memakainya salah kaprah dan sembarangan. So agar service life timenya panjang dan lama, maka ada "kode etik" pemakaian mobil AT sehari-hari yang harus dicermati, sbb:
1. Fahami arti dari kode-kode yang ada pada AT: P = Parking, R = Reverse/ mundur, N = Neutral, D = Drive. Over drive: L = Level/ S = Sport/ M = Manual.
Note:
Pada kendaraan terbaru, kode L1, L2,... sudah jarang digunakan lagi dan diubah ke mode S = Sport atau M = Manual atau angka-angka biasa.
Ilustrasi Selector Lever AT Secara Umum. |
A = Type tongkat pemindah gigi AT/ shift lever AT/ selector lever AT mirip generasi awal yang sudah dilengkapi dengan: (1) Tombol pencet untuk memindahkan posisi gigi, (2) Tombol over drive electronic ~ semacam Tiptronic, (3) Celah colokan kunci untuk parking/ P release.
B = Type selector lever AT mirip generasi baru yang sudah dilengkapi dengan: (4) Tombol pencet/ shift lock untuk parking/ P release sehingga tidak kerepotan colok-colok lagi pakai ujung kunci kontak, (5) Guide block yang membuat tombol pencet untuk memindahkan posisi gigi tidak diperlukan lagi, (6) Posisi over drive yang kebetulan disini memakai simbol S (berikut simbol + dan -).
Note:
Pada type A posisi L1 dan L2 cukup ditulis dengan angka saja, yaitu 1 dan 2.
Seringkali saat parkir, terutama paralel, jukir mengingatkan agar mobil dalam keadaan prei/ free alias rem tangan kudu dilepas serta gigi pada posisi N.
Untuk mobil AT, demi safety, maka ketika mesin dimatikan ada keharusan bahwa gigi pada posisi P saat parkir bila tidak ingin ada masalah lain (misal: kunci kontak tidak bisa dicabut, mobil tidak mau dikunci dari luar pakai remote disertai buzzer mobil yang nguing-nguing terus, dll.), jadi untuk memindahkan dari posisi P ke N (mesin dalam keadaan mati) terdapat dua cara, yaitu: 1. Mencolok dulu celah P release memakai ujung kunci kontak. Atau, 2. Menekan tombol pencet/ shift lock untuk P release.
2. Tidak memindahkan selector lever AT tanpa memencet dulu tombol pelepas kunci lever (bila ada) pada setiap pemindahan gigi.
3. Tidak memperlakukan AT seperti laiknya manual transmission/ MT, yaitu selalu sibuk ceklak-ceklik memindahkan selector lever AT secara bertahap-tahap, misal dari L1, L2,..., D pada saat melaju atau dari D, ..., L2, L1 pada saat menurunkan laju kendaraan. Cara ini dengan cepat akan merontokkan sistem AT kendaraan Anda.Untuk mobil AT, demi safety, maka ketika mesin dimatikan ada keharusan bahwa gigi pada posisi P saat parkir bila tidak ingin ada masalah lain (misal: kunci kontak tidak bisa dicabut, mobil tidak mau dikunci dari luar pakai remote disertai buzzer mobil yang nguing-nguing terus, dll.), jadi untuk memindahkan dari posisi P ke N (mesin dalam keadaan mati) terdapat dua cara, yaitu: 1. Mencolok dulu celah P release memakai ujung kunci kontak. Atau, 2. Menekan tombol pencet/ shift lock untuk P release.
2. Tidak memindahkan selector lever AT tanpa memencet dulu tombol pelepas kunci lever (bila ada) pada setiap pemindahan gigi.
4. Pada saat start, cukup pindahkan selector lever AT langsung ke D, maka kendaraan secara otomatis siap melayani dari kondisi stop sampai melaju hingga mencapai top speed (khususnya untuk jalanan yang relatif datar, bebas tanjakan terjal/ turunan curam). Demikian pula sebaliknya, ia juga siap secara otomatis melayani perlambatan dari top speed sampai kendaraan terhenti sekalipun. Wis tah pokoke hwenaaak thok, mbokdhe! Haha.
5. Memindahkan selector lever AT dari D ke N bila memang dirasa perlu, terutama bila kendaraan diperkirakan akan stop/ terhenti agak lama (lebih dari 3 menit). Misal karena lampu merah stopan menyala lama/ kondisi macet parah (stop & go)/ menunggu rombongan si Komo (VVIP) lewat duluan, dll.
Note:
Keseringan bolak-balik memindahkan selector lever AT dari D ke N dan sebaliknya, yaitu pada setiap saat berhenti/ kondisi stop & go ketika macet, juga berpotensi mempercepat rontoknya sistem AT kendaraan Anda terutama pasak pengunci lever (bila ada) menjadi cepat aus yang bakal berakibat pada mudah berpindahnya lever dengan sedikit senggolan saja. Ini jelas berbahaya!
Tidak selalu memindahkan selector lever AT ke N pada setiap stop, agar mobil bisa langsung digenjot bila sudah go. Memang agak sedikit sekali memboroskan BBM, tapi sebenarnya tidak terlalu masalah dibandingkan dengan bila Anda mendadak jantungan karena keseringan kaget diklakson mobil di belakang atau menanggung betapa mahalnya ongkos repair sistem AT rusak yang harus ditebus/ harus membeli AT baru secara gelondongan. Semuanya tentu bakal bikin Anda punya dompet mewek parah.
6. Membiasakan menginjak rem dulu sebelum menyalakan/ start mesin.
Note:
Hal di atas untuk menghindari mobil AT langsung berjalan/ loncat saat di start.
Pada beberapa mobil AT terkini, demi safety, maka mobil tidak bisa di start sebelum rem diinjak dulu serta posisi selector lever AT berada pada P/ N.
7. Cukup melakukan kick down sesuai kebutuhan untuk mendapatkan akselerasi spontan (selector lever AT pada posisi D) saat hendak mendahului kendaraan di depan, terutama di jalan-jalan yang masih menganut jalur dua arah/ berlawanan arah.
Note:
Kick down adalah gerakan menginjak pedal gas secara spontan/ cepat.
Pada kondisi sangat genting (misal; mendahului saat di tanjakan atau jarak mobil dari arah depan/ berlawanan sudah sangat dekat), sebenarnya masih sah-sah saja memindahkan selector lever AT dari posisi D ke over drive: L/ S/ M saat hendak mendahului kendaraan di depan, tetapi jangan lupa untuk memindahkan kembali ke posisi D saat kondisi genting terlewati. Atau lebih praktis pencet (aktifkan) tombol over drive elektronic, sejenis Tiptronic, bila ada.
Posisi over drive: L/ S/ M sangat dibatasi oleh besarnya RPM/ Speed (misal; S3 dibatasi max. 60 Kph, S2 max 40 Kph , dst.). Keluar dari ketentuan ini alamat beresiko merontokkan sistem AT kendaraan Anda.
Sotoy! |
Posisi Selector Lever AT yang Tepat. |
Note:
Contoh: saat mendaki jalan-jalan di gunung Bromo yang terkenal terjal & panjang, saya lebih banyak menggunakan posisi S2 dan S1, selain agar mobil tetap bertenaga juga biar kelihatan tetap mboys. Hore hidup pencitraan..., haha.
Pada mobil-mobil tertentu, yang sudah dilengkapi tombol over drive elektronic, sejenis Tiptronic, adalah sangat praktis dalam memberikan lonjakan RPM mesin yang spontan yang mana akan memberikan kekuatan menanjak yang sangat bertenaga dan responsif, jadi dalam keadaan menanjak yang panjang dan lama pun Anda tidak perlu kuwatir kehabisan tenaga, bahkan kalau mau bisa dikebut lagi. Asik kan? So, sekali mboys tetap mboys...
Asyiiik! |
9. Saat berjalan menurun di turunan curam, misal; di pegunungan atau di tol Cipularang, tol Semarang dan tol Bawen (jadi bukan turunan saat keluar jembatan/ jalan / tol layang perkotaan/ parkir gedung) adalah lebih bijaksana memindahkan selector lever AT dari posisi D ke over drive: L/ S/ M, pada angka berapanya tergantung seberapa curam turunannya, agar terjadi efek engine brake. Membiarkan selector lever AT pada posisi D untuk kondisi di atas sama saja dengan mencari masalah, karena dalam sekejap mobil akan meluncur deras dan nggeloyor tak terkendali, sehingga membuat rem harus bekerja keras yang beresiko rem blong. (lebih afdol see: Tips & Trick Sederhana Menaklukkan Turunan Curam dan Panjang).
Note:
Asyiiik! |
10. Hindari memidahkan selector lever AT dari posisi D langsung ke R saat mobil sedang melaju (AT bisa langsung rontok) atau saat ingin bergerak mundur. Terbaik saat ingin mundur yaitu pindahkan selector lever AT dari posisi D ke N sejenak, baru kemudian ke R.
Note:
Berhubungan dengan Note no. 5 di atas, akibat pasak pengunci selector lever AT (bila ada) yang sudah aus, maka dimungkinkan terjadinya perpindahan selector lever AT ke sembarang posisi, misalnya tidak sengaja tersenggol sehingga mendadak langsung pindah dari D ke L1 dan tentu saja ini berbahaya.
Mobil Derek Model Gendong. |
Note:
Agar mobil AT tidak gampang mogok, maka jagalah kondisi aki selalu tetap tokcer atau ganti dengan yang baru ketika aki lama sudah menunjukkan gejala-gejala akan segera soak/ mati, kemudian pakailah selalu BBM dengan RON/ CN sesuai spesifikasi pabrikan agar mesin selalu tokcer, serta hindari melakukan pemanasan mesin yang berlebihan atau parkir terlalu lama dengan kondisi mesin tetap hidup karena hal ini berpotensi menyumbat nozzle dari sistem injection yang ada (cirinya, mobil tidak langsung hidup, jreng!, mesin terbatuk-batuk huk! huk! dulu ketika di start atau mesin berhasil hidup tapi terasa pincang).
III. Perawatan AT.
Sebenarnya transmisi tipe ini relatif bebas perawatan, awet dan tidak merepotkan asalkan syarat & ketentuan yang berlaku ditaati, yaitu:
1. Berusaha keras untuk selalu mentaati kode etik di atas :)
2. Meski terkesan sepele dan agak parno, men-check ketinggian oli transmisi/ Automatic Transmission Fluid (ATF) melalui dip stick oli AT secara rutin, misal setiap bulan sekali atau saat akan bepergian jauh, merupakan usaha deteksi dini yang dapat membantu mencegah kerusakan sistem AT lebih lanjut.
Note:
Kekurangan jumlah isi oli AT harus segera ditambah dengan oli AT yang memiliki spec yang persis sama.
Pengurangan jumlah oli AT yang masif/ berkelanjutan, ini berarti menandakan adanya kebocoran di dalam sistem AT, yang bila tidak segera diatasi akan berpotensi mempercepat rontoknya sistem AT kendaraan Anda.
3. Rajin dan disiplin mengganti (tapping) oli transmisi/ Automatic Transmission Fluid (ATF) setiap 20.000 Km pemakaian atau sesuai petunjuk pabrikan.
Note:
Keterlambatan mengganti oli transmisi otomatik akan merusak sistem hidrolik akibat plunger-plunger valve yang aus (AT~Regular & AT~CVT) atau mempercepat keausan steel belt (AT~CVT), sehingga berpotensi mempercepat rontoknya sistem AT kendaraan Anda.
Keterlambatan mengganti oli transmisi otomatik ditandai dengan akselerasi yang berat (rpm mesin tinggi tapi akselerasi loyo). Bila keadaannya sudah parah, maka transmisi akan mengalami los dimana mobil kehilangan daya secara tiba-tiba (diiringi mesin yang spontan meraung keras) saat mobil dipacu =(
4. Rajin dan disiplin menguras total oli transmisi (terutama bagi yang masih menggunakan kopling fluid converter / AT~Regular) setiap 60.000 Km pemakaian atau sesuai petunjuk pabrikan.
5. Mengingat desain dan produksi transmisi otomatik dibuat dengan tingkat presisi tinggi, maka tingkat sensitivitasnya juga tinggi, sehingga saat mengganti oli transmisi otomatik ybs. harus benar-benar persis sesuai spesifikasi pabrikan.
Note:
Pemakaian oli transmisi otomatik yang melenceng dari spesifikasi pabrikan akan mempercepat kerusakan transmisi, yaitu plunger-plunger valve dalam sistem hidrolik menjadi cepat aus dan kalau dibiarkan kerusakannya akan merembet kemana-mana (AT~Regular & AT~CVT) atau mempercepat keausan steel belt (AT~CVT). Misal: spesifikasi oli transmisi mobil AT Anda menurut petunjuk pabrikan adalah Toyota ATF WS, maka tetaplah keukeuh memakai spesifikasi tsb., jangan malah diganti dengan spesifikasi berbeda, misalnya Toyota ATF T-IV, meskipun berasal dari satu merk pabrikan. Begitu juga sebaliknya.
6. Mengganti oli transmisi otomatik terbaik dilakukan di bengkel resmi pabrikan, karena ada jaminan keaslian oli dan kesesuaian spec, memiliki prosedur standar service khusus bawaan transmisi mobil ybs. serta bergaransi.
Note:
Berspekulasi mengganti oli transmisi otomatik di bengkel umum kepercayaan, meski misalnya produk oli yang dipakai asli dan sesuai spec. tetap saja kemungkinan besar meninggalkan kelainan yang riskan. Misal perpindahan gigi menjadi kasar/ nyendal dan pada level gigi tertentu terasa terjadi kekosongan daya. Hal ini dimungkinkan karena ketiadaan prosedur standar service khusus bawaan transmisi mobil ybs. di bengkel tsb. (ada step-step pekerjaan tertentu/ khusus/ unik yang terlewati). Wah bawel juga ya..., haha.
Good Luck & Peace!
No comments:
Post a Comment