Lamborghini Aventador. |
Masih terekam kuat dalam benak saya akan berita di media, bahwa kemacetan gila parah yang terjadi hampir setiap hari di Ibukota Jakarta, pada 2014, membawa dampak kerugian sebesar Rp. + 70T (Trilyun) atau + 5 milyar USD yang terdiri dari kerugian kesehatan akibat pencemaran udara Rp. + 40T dan sisanya akibat pemborosan BBM Rp. + 30T. Diam-diam kerugian total ini sudah setara dengan batalnya pembelian + 10.000 unit Lamborghini Aventador terbaru dalam rangka bagi-bagi bonus tahun baru untuk Anda semua, haha.
Jika Jakarta tidak macet (mimpi kaleee), maka konsumsi BBM di Ibukota sekitar + 3 juta Kiloliter atau + 3 milyar liter. Sedangkan dalam kondisi selalu macet menjadi bengkak parah + 8 juta Kiloliter. Jadi kerugian BBM yang terjadi sudah luar biasa sadis! Yaitu + 5 juta Kiloliter BBM sia-sia ngebul jadi asap doang.
Lalu tindakan apa dari para warga (penikmat kendaraan pribadi, haha) untuk ikut berperan melawan kerugian-kerugian di atas? Salah satunya bisa berupa tindakan kecil yang apabila diterapkan secara bersama, beramai-ramai, akan bisa menjadi luar biasa dampaknya, yaitu dengan cara Mengemudi Hemat BBM yang sudah saya buktikan sendiri khasiatnya. Ini cerita awalnya:
Kebetulan mobil yang saya pakai sehari-hari tipe mid SUV: berkapasitas 2.400 CC, AT~CVT, oli mesin fully synthetic SAE 5W-30, BBM RON 90, tekanan ban 31 Psi dan sudah option MID. Pada kondisi lalu lintas relatif lancar yaitu diluar hari libur (sabtu, minggu serta musim libur lebaran & tahun baru), maka untuk perjalanan Jakarta - Solo via Semarang (+ 550 Km) dengan mobil bermuatan penuh, orang & barang, saya cukup membeli BBM + 50 Liter (inipun masih ada sisa cukup untuk muter-muter di Kota Solo yang sekarang sudah bengkak parah menjadi kota besar & modern), hasil akhir di MID terekam data Average (BBM Consumption) 12,5 Km/Liter. Kebalikannya, dengan kondisi mobil sama, ketika musim libur panjang tiba dimana lalu lintas menjadi macet panjang, maka saya harus mengisi BBM 2X lipat karena waktu tempuh (setelah Tol Cipali dibuka) yang normalnya + 9 jam bisa meleset menjadi + 24 jam dan prestasi yang terekam di MID sangat memelas, yaitu langsung drop ke 6,5 Km/Liter.
Kebetulan yang lain; dengan mobil yang sama, saya berhasil mencetak rekor pribadi yaitu tercatat di MID 16,0 Km/Liter. Ini merupakan hasil dari perjalanan di sepanjang Tol Jakarta~Cikampek pada kondisi lancar maut, sehingga bisa melaju konstan pada kecepatan + 80 Km/Hr. Sempat saya tidak percaya dengan hasil yang terekam, karena ini benar-benar luar biasa gila! Begitu kata hati saya mengingat mesin yang 2.400 CC itu dan sedang bermuatan penuh. Sehingga akhirnya: Pecah Telor, Mengemudi Hemat BBM Itu Bukan Mitos!
So, sekiranya Anda juga kepingin Mengemudi Hemat BBM, maka bisa dilakukan dengan cara, sbb:
1. Persiapkan mobil dengan cara, yaitu: mengusahakan tekanan ban sesuai petunjuk Bapak Presiden, eh... keliru petunjuk Pabrikan (pilih saja tekanan ban yang maksimal), memakai BBM sesuai spesifikasi mesin, mengganti oli dengan oli hi-tech ~ fully synthetic (kalau perlu nekad saja pakai spec. racing, misal SAE grade 0W-30, tidak apa-apa mahal toh life time-nya lebih panjang & tidak boros harus gonta-ganti oil filter baru, haha), menjaga filter udara selalu bersih, menjaga aki selalu tokcer, mengurangi barang-barang bawaan yang tidak perlu serta mencopoti abiz aksesories mobil yang berat-berat dan tidak penting. :)
2. Berusaha lebih awal (pagi), misalnya bila akan berangkat ke kantor atau tempat bekerja, mengingat kondisi lalu lintas yang umumnya masih relatif lengang. Singkatnya, mendingan tiba di kantor lebih pagi dan menunggu disana sambil breakfast, up date berita-berita seru & ngopi-ngopi dulu (belum lagi ditambah dapat image positif dari Boss & apresiasi dari anak buah), daripada menjadi kusut tua & tambah uban rambut di jalanan akibat jebakan Batman, yaitu terjebak macet gila parah ber jam-jam.
Note:
Untuk Jakarta saat ini, misalnya berangkat ke kantor sebelum jam 5 pagi masih make sense. Diatas jam ybs., maka dijamin jalanan di Jakarta sudah mulai macet parah, belum gila sih, haha).
Memanfaatkan kondisi lengang di atas bukan untuk ngebut abiz, melainkan untuk melaju konstan.
Memanfaatkan aplikasi hi~tech yang ada, misalnya Google Maps, untuk men-check kondisi lalu lintas terkini/ real time serta menentukan rute jalan yang relatif bebas macet. Dengan demikian, paling tidak, ada persiapan mental menghadapi kemacetan di spot-spot tertentu sebelum berkendaraan serta alternatif rute jalan ke tempat tujuan.
3. Merubah mind set cara berkendaraan, yaitu: selalu mengedepankan logika, misal dengan saling mengalah ketika bersimpangan dengan kendaraan lain (prinsipnya, kendaraan yang sedang melaju di trek lurus panjang lebih prioritas, kehilangan satu dua detik bukan masalah yang penting lalu lintas bisa menjadi lancar. Jadi buat apa saling serobot, kecuali kepepet! Haha), memanfaatkan jalan yang kebetulan sedang lengang panjang bukan sebagai kesempatan untuk ajang trek-trekan/ ngebut dalam rangka jaga image (haha), tetapi sekali lagi, melainkan kesempatan untuk melaju konstan (boleh kencang asal konstan).
Note:
Ok, meski hal-hal di atas terkesan merupakan tindakan kecil ecek-ecek sepele, tetapi apabila diterapkan dan bisa menjadi kebiasaan secara bersama dan beramai-ramai oleh berjuta-juta kendaraan (mobil & motor), maka akan WOW... luar biasa besar dampak positif-nya. Amien.
Kebetulan mobil yang saya pakai sehari-hari tipe mid SUV: berkapasitas 2.400 CC, AT~CVT, oli mesin fully synthetic SAE 5W-30, BBM RON 90, tekanan ban 31 Psi dan sudah option MID. Pada kondisi lalu lintas relatif lancar yaitu diluar hari libur (sabtu, minggu serta musim libur lebaran & tahun baru), maka untuk perjalanan Jakarta - Solo via Semarang (+ 550 Km) dengan mobil bermuatan penuh, orang & barang, saya cukup membeli BBM + 50 Liter (inipun masih ada sisa cukup untuk muter-muter di Kota Solo yang sekarang sudah bengkak parah menjadi kota besar & modern), hasil akhir di MID terekam data Average (BBM Consumption) 12,5 Km/Liter. Kebalikannya, dengan kondisi mobil sama, ketika musim libur panjang tiba dimana lalu lintas menjadi macet panjang, maka saya harus mengisi BBM 2X lipat karena waktu tempuh (setelah Tol Cipali dibuka) yang normalnya + 9 jam bisa meleset menjadi + 24 jam dan prestasi yang terekam di MID sangat memelas, yaitu langsung drop ke 6,5 Km/Liter.
Rekor Pribadi Penghematan BBM yang Terekam MID, Pada Kecepatan Konstan + 80 Km/Hr (sori, speed agak drop saat difoto sambil melaju). |
Kebetulan yang lain; dengan mobil yang sama, saya berhasil mencetak rekor pribadi yaitu tercatat di MID 16,0 Km/Liter. Ini merupakan hasil dari perjalanan di sepanjang Tol Jakarta~Cikampek pada kondisi lancar maut, sehingga bisa melaju konstan pada kecepatan + 80 Km/Hr. Sempat saya tidak percaya dengan hasil yang terekam, karena ini benar-benar luar biasa gila! Begitu kata hati saya mengingat mesin yang 2.400 CC itu dan sedang bermuatan penuh. Sehingga akhirnya: Pecah Telor, Mengemudi Hemat BBM Itu Bukan Mitos!
So, sekiranya Anda juga kepingin Mengemudi Hemat BBM, maka bisa dilakukan dengan cara, sbb:
1. Persiapkan mobil dengan cara, yaitu: mengusahakan tekanan ban sesuai petunjuk Bapak Presiden, eh... keliru petunjuk Pabrikan (pilih saja tekanan ban yang maksimal), memakai BBM sesuai spesifikasi mesin, mengganti oli dengan oli hi-tech ~ fully synthetic (kalau perlu nekad saja pakai spec. racing, misal SAE grade 0W-30, tidak apa-apa mahal toh life time-nya lebih panjang & tidak boros harus gonta-ganti oil filter baru, haha), menjaga filter udara selalu bersih, menjaga aki selalu tokcer, mengurangi barang-barang bawaan yang tidak perlu serta mencopoti abiz aksesories mobil yang berat-berat dan tidak penting. :)
2. Berusaha lebih awal (pagi), misalnya bila akan berangkat ke kantor atau tempat bekerja, mengingat kondisi lalu lintas yang umumnya masih relatif lengang. Singkatnya, mendingan tiba di kantor lebih pagi dan menunggu disana sambil breakfast, up date berita-berita seru & ngopi-ngopi dulu (belum lagi ditambah dapat image positif dari Boss & apresiasi dari anak buah), daripada menjadi kusut tua & tambah uban rambut di jalanan akibat jebakan Batman, yaitu terjebak macet gila parah ber jam-jam.
Note:
Untuk Jakarta saat ini, misalnya berangkat ke kantor sebelum jam 5 pagi masih make sense. Diatas jam ybs., maka dijamin jalanan di Jakarta sudah mulai macet parah, belum gila sih, haha).
Memanfaatkan kondisi lengang di atas bukan untuk ngebut abiz, melainkan untuk melaju konstan.
Memanfaatkan aplikasi hi~tech yang ada, misalnya Google Maps, untuk men-check kondisi lalu lintas terkini/ real time serta menentukan rute jalan yang relatif bebas macet. Dengan demikian, paling tidak, ada persiapan mental menghadapi kemacetan di spot-spot tertentu sebelum berkendaraan serta alternatif rute jalan ke tempat tujuan.
3. Merubah mind set cara berkendaraan, yaitu: selalu mengedepankan logika, misal dengan saling mengalah ketika bersimpangan dengan kendaraan lain (prinsipnya, kendaraan yang sedang melaju di trek lurus panjang lebih prioritas, kehilangan satu dua detik bukan masalah yang penting lalu lintas bisa menjadi lancar. Jadi buat apa saling serobot, kecuali kepepet! Haha), memanfaatkan jalan yang kebetulan sedang lengang panjang bukan sebagai kesempatan untuk ajang trek-trekan/ ngebut dalam rangka jaga image (haha), tetapi sekali lagi, melainkan kesempatan untuk melaju konstan (boleh kencang asal konstan).
Note:
Melaju culun pelan-pelan cuek bebek ala alay di jalanan padat atau di jalan tol bukan jaminan BBM menjadi lebih irit, yang ada malahan sumpah serapah, umpatan sengit & maki-maki gratis dari pengemudi kesal lain, yang kebetulan galaknya minta ampun, yang didapat. Miris!
4. Merubah teknik berkendaraan, yaitu: stop detik ini juga kebiasaan lama berkendara secara liar ajrut-ajrutan mirip anak salah asuhan. Maksooo...d lo? Maksute, hentikan kebiasaan kelakuan menginjak pedal gas dan rem secara spontan, karena selain mengerikan juga sangat memboroskan BBM (boro-boro demi jaga wibawa, haha). Ganti saja dengan kebiasaan baru dengan membiasakan diri menginjak pedal gas dan rem secara lebih calm & smooth. Untuk ini memang diperlukan sedikit latihan serta kebiasaan menjaga jarak antar kendaraan yang secukupnya (tidak usah parno sampai 1 Km untuk setiap kendaraan gituh, haha). Jangan kuwatir, kebiasaan baru ini malahan akan membuat Anda bahkan terlihat tampil lebih cool & berwibawa, percayalah. Suit suit...
4. Merubah teknik berkendaraan, yaitu: stop detik ini juga kebiasaan lama berkendara secara liar ajrut-ajrutan mirip anak salah asuhan. Maksooo...d lo? Maksute, hentikan kebiasaan kelakuan menginjak pedal gas dan rem secara spontan, karena selain mengerikan juga sangat memboroskan BBM (boro-boro demi jaga wibawa, haha). Ganti saja dengan kebiasaan baru dengan membiasakan diri menginjak pedal gas dan rem secara lebih calm & smooth. Untuk ini memang diperlukan sedikit latihan serta kebiasaan menjaga jarak antar kendaraan yang secukupnya (tidak usah parno sampai 1 Km untuk setiap kendaraan gituh, haha). Jangan kuwatir, kebiasaan baru ini malahan akan membuat Anda bahkan terlihat tampil lebih cool & berwibawa, percayalah. Suit suit...
Ok, meski hal-hal di atas terkesan merupakan tindakan kecil ecek-ecek sepele, tetapi apabila diterapkan dan bisa menjadi kebiasaan secara bersama dan beramai-ramai oleh berjuta-juta kendaraan (mobil & motor), maka akan WOW... luar biasa besar dampak positif-nya. Amien.
Good Luck & Peace!
No comments:
Post a Comment