4X4= 16??? |
Berbagai drive train system yang telah tersaji di pasaran, sudah seharusnya membuat para calon pembeli lebih selektif dalam menentukan pilihan mobil idamannya, sebab kesalahan dalam memutuskan pilihan akan berdampak sistemik pada kesehatan dompet masing-masing.
Seperti seorang sobat saya yang waktunya dalam setahun lebih banyak (sekitar 90%) digunakan untuk berkutat di Jakarta, sering mengeluh merasa tidak nyaman dengan mobil pertama yang berhasil ia beli yang dipakai untuk mobilitas sehari-hari, berwujud mobil bongsor 4X4 bermesin gajah dengan ban berdiameter besar bertapak lebar serta plus aksesories-aksesories berat & gahar medeni bocah, haha.
Untuk menghadapi situasi Jakarta yang serba macet, tempat parkir sempit, banyak portal, dll. (tidak ramah mobil 4X4), tentu akan membuat pamor mobil macho man milik sobat saya di atas langsung klepek-klepek menguap tak berbekas. BBM-nya yang relatif lebih boros akan menjadi semakin boros, susah dapat tempat parkir, sulit untuk menembus jalan-jalan tikus yang hobi banget pasang portal, dst. Singkatnya seperti mobil cakep, tapi salah tempat & salah waktu, sehingga membuat pilihannya menjadi tidak masuk akal lagi.
Note:
Sotoy! |
Mobil 4X4 atau Four Wheel Drive/ 4WD memang memiliki fitur drive train system terlengkap, cuma belum tentu efektif dan efisien sesuai yang dibayangkan. Misal menggunakan Part Time 4WD, dimana agar mobil bisa leluasa bergentayangan di wilayah perkotaan, seperti Jakarta, yang kontur jalan-jalannya relatif datar, maka beberapa fitur sakti (H4 & L4) harus di non aktifkan, hingga tinggal fitur H2 atau 2WD yang berfungsi. Cukup efektif tapi tidak efisien.
Bila mobil 4WD, yang notabene banderolnya paling mahal diantara variant mobil se-type di atas, merupakan kendaraan untuk beraktifitas sehari-hari, maka fitur-fitur sakti yang harus dinonaktifkan secara terus-menerus, jelas merupakan hal yang mubazir. Ini akan berbeda soal, bila mobil ybs. adalah My Other Cars is yang hanya dipakai sewaktu-waktu jika diinginkan.
Sebelum membahas lebih jauh dan untuk menghindari kebingungan yang tidak perlu, maka perlu dikenali dulu beberapa hal terkait, sbb.:
a. Fungsi Drive Train System.
Fungsi utama Drive Train System adalah menjamin tersedianya gaya traksi untuk mengatasi semua hambatan gerak kendaraan serta menjaga agar kendaraan bisa melaju sampai kecepatan maksimal.
Gaya traksi dapat berupa: gaya dorong/ gaya tarik/ gabungan keduanya.
Mesin mobil (bensin atau Diesel) sebagai sumber power, bekerja dalam range RPM tertentu diantara dua batas extreme, yaitu: RPM idle dan RPM maksimum, dimana besarnya power dan torsi tidak dalam perbandingan tetap, sehingga masing-masing memiliki titik puncak khusus sendiri.
Drive train system memiliki conversion ratio untuk menyesuaikan torsi terhadap gaya traksi yang diinginkan.
b. Macam-Macam Drive Train System Mobil.
GAYA DORONG |
Note:
Mobil RWD bisa diibaratkan dengan gerobak yang didorong oleh seseorang.
Mobil 4WD bisa diibaratkan dengan gerobak yang didorong & ditarik oleh lebih dari seorang.
Alasan sederhana mengapa drive train system tertentu dicangkokkan pada sebuah mobil, seperti di atas, yaitu ditentukan dari kecenderungan distribusi beban berat yang terjadi, sehingga gaya traksi yang dihasilkan optimal.
Jadi sebuah mobil menggunakan drive train system berupa:
> RWD, bila distribusi bebannya cenderung lebih berat ke bagian belakang atau dengan kata lain posisi titik berat/ CoG lebih ke belakang.
> FWD, bila distribusi beban mobil cenderung lebih berat ke bagian depan atau dengan kata lain posisi titik berat/ CoG lebih ke depan.
> Sedangkan 4WD, bila distribusi beban mobil cenderung merata beratnya baik di bagian depan maupun belakang.
Alasan sederhana mengapa drive train system tertentu dicangkokkan pada sebuah mobil, seperti di atas, yaitu ditentukan dari kecenderungan distribusi beban berat yang terjadi, sehingga gaya traksi yang dihasilkan optimal.
Jadi sebuah mobil menggunakan drive train system berupa:
GAYA TARIK + GAYA DORONG |
> FWD, bila distribusi beban mobil cenderung lebih berat ke bagian depan atau dengan kata lain posisi titik berat/ CoG lebih ke depan.
> Sedangkan 4WD, bila distribusi beban mobil cenderung merata beratnya baik di bagian depan maupun belakang.
Note:
CoG adalah singkatan dari Centre of Gravity.
Semakin besar gaya gesek dinamis, berarti daya cengkeram ban semakin besar.
CoG adalah singkatan dari Centre of Gravity.
Semakin besar gaya gesek dinamis, berarti daya cengkeram ban semakin besar.
Semakin besar daya cengkeram ban, maka gaya traksi yang terjadi juga semakin besar.
Dari ilustrasi di atas akan didapat beberapa konfigurasi drive train system, sbb:
c. Komponen-Komponen Drive Train System.
Untuk menyalurkan power mesin sampai ke roda-roda sehingga timbul gaya traksi, maka diperlukan drive train system, yang secara garis besar tersusun atas beberapa komponen, sbb:
Clutch, agar mudah diingat komponen ini berfungsi seperti saklar ON/ OFF lampu listrik. Dengan adanya clutch/ kopling ini, maka power mesin dapat diputus atau disambungkan ke komponen berikutnya, yaitu transmission. Kopling yang populer digunakan adalah: Friction Clutch/ kopling plat gesek, Fluid Torque Converter & High Performance Fluid Torque Converter.
Transmission, merupakan komponen penerus power mesin, agar bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Transmission/ girbok yang populer digunakan adalah: Manual Transmission/ gear box/ MT dan Automatic Transmission/ matic/ AT (paling populer AT~Regular & AT~CVT). Adanya Reverse Gear di dakam Transmission menyebabkan mobil bisa bergerak mundur.
Transfer Case, adalah komponen 4X4 penerus power mesin dari transmisi ke roda-roda depan dan belakang melalui Front & Rear Drive Shaft.
Drive Shaft, adalah batang sumbu penerus power mesin dari Transfer Case ke Differensial. Drive Shaft/ propeler shaft/ as gardan terbagi dalam: Front Drive Shaft dan Rear Drive Shaft.
Differential, adalah komponen gear box yang berfungsi sebagai: penerus power mesin dari Drive Shaft ke roda-roda, merubah putaran Drive Shaft menjadi putaran roda serta memberikan perbedaan putaran antara roda kiri dan kanan saat berbelok atau salah satu roda kehilangan traksi. Dalam istilah sehari-hari komponen ini disebut dengan gardan. Pada mobil berpenggerak 4x4 manual akan dikenal disini: Front Differential/ gardan depan dan Rear Differential/ gardan belakang.
Transaxle, adalah kombinasi antara front drive shaft dengan Front Differential/ gardan depan. Komponen ini hanya bisa dijumpai pada mobil modern FWD dan AWD.
Drive Axle, adalah as/ sumbu penerus power mesin yang sudah terbagi oleh Differential/ gardan ke roda kanan dan roda kiri. Dikenal disini: Front Drive Axle dan Rear Drive Axle.
Note:
Tidak semua komponen-komponen di atas terpasang pada sebuah mobil, melainkan tergantung pada drive train system yang dicangkokkan, sbb:
Secara sederhana drive train system dapat digambarkan, sbb:
Secara garis besar drive train system mobil terdiri atas: 2 Wheel Drive/ 2WD/ 4x2 dan 4 Wheel Drive/ 4WD/ 4x4.
2WD yang merupakan penggerak dua roda terdiri atas:
> Rear Wheel Drive/ RWD, dua roda di belakang merupakan sumber gaya traksi dan roda depan sebagai kemudi/ pengendali arah.
Contoh: Daihatsu Xenia, Toyota Avansa, Toyota Kijang Innova, sedan BMW, Toyota 86, Subaru BRZ, dll.
> Front Wheel Drive/ FWD, dua roda di depan merupakan sumber gaya traksi sekaligus sebagai kemudi/ pengendali arah.
Contoh: Mazda CX-5, Honda Jazz, Honda CRV, Nissan Juke, Mitsubishi Delica, Toyota Altis, dll.
4WD yang merupakan penggerak empat roda terdiri atas:
> Part Time 4WD, merupakan perkembangan awal dari sistem 4WD. Sistem ini termasuk fleksibel, yaitu berkat adanya Transfer Case. Di dalam Transfer Case sistem ini terdapat 2 pilihan gear ratio, yaitu: High Range Ratio (simbol H2, H4) dan Low Range Ratio (simbol L4), yang pemilihannya dilakukan secara manual melalui tuas.
H2 berarti bergerak dengan 2WD dan pada umumnya RWD. Dipilih saat melaju di jalan raya biasa.
H4 berarti bergerak dengan 4WD. Dipilih saat melaju dalam kecepatan tinggi di medan off road ringan, misal jalan basah/ licin atau jalan berlumpur tipis.
L4 berarti bergerak dengan 4WD. Dipilih saat melaju dalam kecepatan rendah/ langsam di medan off road berat (misal: menyeberangi sungai dangkal, menerjang jalan berlumpur dalam), mendaki tanjakan ekstra terjal (kemiringan >45*), serta menarik atau mengangkut barang ekstra berat.
H4 dan L4 tidak boleh digunakan di jalan raya biasa, karena bisa merusak drive train system secara keseluruhan akibat timbulnya efek wind-up.
Pemindahan tuas dari H ke L atau sebaliknya, harus dilakukan saat mobil dalam keadaan berhenti (tapi pada perkembangan berikutnya, bisa dilakukan dengan sambil melaju di bawah kecepatan 100 Kph, yaitu berkat adanya sistem Shift on The Fly).
Kode N pada tuas Transfer Case berarti Neutral, yang digunakan sebagai transisi dari H ke L atau sebaliknya dimana pemindahan tsb. harus dilakukan dalam keadaan mobil berhenti dengan posisi ban lurus ke depan. N juga digunakan apabila mobil dalam keadaan ditarik atau saat mobil sedang dalam keadaan menarik dengan menggunakan peralatan Winch yang ada.
Contoh: Jeep Willys, Jeep CJ series & Wrangler, Suzuki Jimny, Toyota LC FJ series, dll.
Note:
Proses aktivasi drive train system masih dilakukan secara manual.
Pada drive train system ini masih terdapat fitur Low Range Gear (L4), sehingga sangat fleksible bisa untuk: menarik atau mengangkut beban ekstra berat, mendaki tanjakan ekstra terjal (kemiringan >45*) dan tangguh di segala medan, terutama medan off road berat.
Contoh: Jeep Cheerokee, Jeep Grand Cheerokee, Mitsubishi Montero, dll.
> Permanent 4WD, adalah termasuk Full Time 4WD karena drive train system 4WD bersifat permanen, sehingga selain memberikan traksi yang lebih baik (4 roda secara serentak memberikan gaya traksi) juga dapat digunakan setiap saat/ sehari-hari pada berbagai kondisi medan jalanan, baik jalan raya maupun medan off-road, yaitu berkat adanya komponen Centre Differential pada Tranfer Case.
Kemampuan AWD tidak semantap 4WD, karena tidak memiliki fitur Low Range Gear (L4) dan ini adalah perbedaan mendasar antara AWD terhadap 4WD, meskipun begitu AWD tetap mantap untuk diajak melahap jalan berkerikil, padang pasir dan jalan-jalan setapak di hutan-hutan pedalaman.
Contoh: Mitsubishi Eclipse, BMW X3, BMW X5, Subaru, dll.
Note:
4WD & AWD dibuat untuk mengatasi kelemahan yang terjadi pada penggerak 2WD, yaitu gejala oversteering/ understeering, hingga didapatkan pengendalian yang lebih presisi dan tingkat stability lebih tinggi.
Kelemahan pada 2WD, yaitu gejala slip pada saat berbelok atau kehilangan traksi di jalan basah & licin, pada mobil-mobil masa kini sudah dapat diperbaiki dengan adanya Traction Control System.
Konfigurasi Drive train System. |
c. Komponen-Komponen Drive Train System.
Untuk menyalurkan power mesin sampai ke roda-roda sehingga timbul gaya traksi, maka diperlukan drive train system, yang secara garis besar tersusun atas beberapa komponen, sbb:
Komponen-Komponen Lengkap Drive Train System. |
Clutch, agar mudah diingat komponen ini berfungsi seperti saklar ON/ OFF lampu listrik. Dengan adanya clutch/ kopling ini, maka power mesin dapat diputus atau disambungkan ke komponen berikutnya, yaitu transmission. Kopling yang populer digunakan adalah: Friction Clutch/ kopling plat gesek, Fluid Torque Converter & High Performance Fluid Torque Converter.
Transmission, merupakan komponen penerus power mesin, agar bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Transmission/ girbok yang populer digunakan adalah: Manual Transmission/ gear box/ MT dan Automatic Transmission/ matic/ AT (paling populer AT~Regular & AT~CVT). Adanya Reverse Gear di dakam Transmission menyebabkan mobil bisa bergerak mundur.
Transfer Case, adalah komponen 4X4 penerus power mesin dari transmisi ke roda-roda depan dan belakang melalui Front & Rear Drive Shaft.
Drive Shaft, adalah batang sumbu penerus power mesin dari Transfer Case ke Differensial. Drive Shaft/ propeler shaft/ as gardan terbagi dalam: Front Drive Shaft dan Rear Drive Shaft.
Differential, adalah komponen gear box yang berfungsi sebagai: penerus power mesin dari Drive Shaft ke roda-roda, merubah putaran Drive Shaft menjadi putaran roda serta memberikan perbedaan putaran antara roda kiri dan kanan saat berbelok atau salah satu roda kehilangan traksi. Dalam istilah sehari-hari komponen ini disebut dengan gardan. Pada mobil berpenggerak 4x4 manual akan dikenal disini: Front Differential/ gardan depan dan Rear Differential/ gardan belakang.
Transaxle, adalah kombinasi antara front drive shaft dengan Front Differential/ gardan depan. Komponen ini hanya bisa dijumpai pada mobil modern FWD dan AWD.
Drive Axle, adalah as/ sumbu penerus power mesin yang sudah terbagi oleh Differential/ gardan ke roda kanan dan roda kiri. Dikenal disini: Front Drive Axle dan Rear Drive Axle.
Note:
Tidak semua komponen-komponen di atas terpasang pada sebuah mobil, melainkan tergantung pada drive train system yang dicangkokkan, sbb:
> Mobil RWD, komponen drive train system terdiri atas: Clutch, Transmission, Rear Drive Shaft, Rear Differential & Rear Drive Axle (total 5 item).
> Mobil FWD, komponen drive train system terdiri atas: Clutch, Transmission, Transaxle & Front Drive Axle (total 4 item).
> Mobil 4WD konvensional, komponen drive train system terdiri atas: Clutch, Transmission, Transfer Case, Front & Rear Drive Shaft, Front & Rear Differential, serta Front & Rear Drive Axle (total 9 item).
> Mobil 4WD masa kini, komponen drive train system terdiri atas: Clutch, Transmission, Transfer Case, Centre Differential, Automatic Free Wheeling Hub, Rear Drive Shaft, Rear Differential, Transaxle serta Front & Rear Drive Axle (total 10 item).
d. Aneka Drive Train System.
Secara sederhana drive train system dapat digambarkan, sbb:
Drive Train System. |
Secara garis besar drive train system mobil terdiri atas: 2 Wheel Drive/ 2WD/ 4x2 dan 4 Wheel Drive/ 4WD/ 4x4.
2WD yang merupakan penggerak dua roda terdiri atas:
> Rear Wheel Drive/ RWD, dua roda di belakang merupakan sumber gaya traksi dan roda depan sebagai kemudi/ pengendali arah.
Contoh: Daihatsu Xenia, Toyota Avansa, Toyota Kijang Innova, sedan BMW, Toyota 86, Subaru BRZ, dll.
> Front Wheel Drive/ FWD, dua roda di depan merupakan sumber gaya traksi sekaligus sebagai kemudi/ pengendali arah.
Contoh: Mazda CX-5, Honda Jazz, Honda CRV, Nissan Juke, Mitsubishi Delica, Toyota Altis, dll.
4WD yang merupakan penggerak empat roda terdiri atas:
> Part Time 4WD, merupakan perkembangan awal dari sistem 4WD. Sistem ini termasuk fleksibel, yaitu berkat adanya Transfer Case. Di dalam Transfer Case sistem ini terdapat 2 pilihan gear ratio, yaitu: High Range Ratio (simbol H2, H4) dan Low Range Ratio (simbol L4), yang pemilihannya dilakukan secara manual melalui tuas.
H2 berarti bergerak dengan 2WD dan pada umumnya RWD. Dipilih saat melaju di jalan raya biasa.
H4 berarti bergerak dengan 4WD. Dipilih saat melaju dalam kecepatan tinggi di medan off road ringan, misal jalan basah/ licin atau jalan berlumpur tipis.
L4 berarti bergerak dengan 4WD. Dipilih saat melaju dalam kecepatan rendah/ langsam di medan off road berat (misal: menyeberangi sungai dangkal, menerjang jalan berlumpur dalam), mendaki tanjakan ekstra terjal (kemiringan >45*), serta menarik atau mengangkut barang ekstra berat.
H4 dan L4 tidak boleh digunakan di jalan raya biasa, karena bisa merusak drive train system secara keseluruhan akibat timbulnya efek wind-up.
Pemindahan tuas dari H ke L atau sebaliknya, harus dilakukan saat mobil dalam keadaan berhenti (tapi pada perkembangan berikutnya, bisa dilakukan dengan sambil melaju di bawah kecepatan 100 Kph, yaitu berkat adanya sistem Shift on The Fly).
Kode N pada tuas Transfer Case berarti Neutral, yang digunakan sebagai transisi dari H ke L atau sebaliknya dimana pemindahan tsb. harus dilakukan dalam keadaan mobil berhenti dengan posisi ban lurus ke depan. N juga digunakan apabila mobil dalam keadaan ditarik atau saat mobil sedang dalam keadaan menarik dengan menggunakan peralatan Winch yang ada.
Contoh: Jeep Willys, Jeep CJ series & Wrangler, Suzuki Jimny, Toyota LC FJ series, dll.
Note:
Pada sistem Part Time 4WD ini, perlu adanya pemasangan komponen tambahan, berupa Hub Lock/ Free Lock, agar saat bergerak dengan 2WD (H2) komponen: Front Drive Axle, Front Differential & Front Drive Shaft tidak ikut berputar (free) saat roda depan menggelinding.
Sebaliknya saat mobil bergerak dengan H4 atau L4, maka agar bisa berfungsi penuh, Hub Lock harus pada posisi mengunci (lock). Perubahan posisi Hub Lock dilakukan secara manual pada saat mobil dalam keadaan berhenti.
Pada perkembangannya fungsi Hub Lock manual sudah digantikan oleh Automatic Free Wheeling Hub, dimana posisi dari free ke lock atau sebaliknya, dapat berlangsung secara otomatik.
Sebaliknya saat mobil bergerak dengan H4 atau L4, maka agar bisa berfungsi penuh, Hub Lock harus pada posisi mengunci (lock). Perubahan posisi Hub Lock dilakukan secara manual pada saat mobil dalam keadaan berhenti.
Pada perkembangannya fungsi Hub Lock manual sudah digantikan oleh Automatic Free Wheeling Hub, dimana posisi dari free ke lock atau sebaliknya, dapat berlangsung secara otomatik.
Agar makin mantap bergerak di medan off-road perlu juga ditambahkan komponen Centre/ Locker Differential.
Sistem penggerak 4WD generasi I ini terkenal mahal, kaku, rumit dan serba berat serta sangat boros BBM.
> Selectable 4WD, merupakan sistem yang memberikan kebebasan pada pengemudi untuk memilih drive train system untuk mendapat traksi maksimal, yaitu: 2WD/ part time 4WD/ full time 4WD.
Drive train system ini sudah dilengkapi dengan komponen Centre Differential yang berfungsi mengatur roda depan dan belakang berputar secara independen saat berbelok atau saat salah satu ban kehilangan traksi.> Selectable 4WD, merupakan sistem yang memberikan kebebasan pada pengemudi untuk memilih drive train system untuk mendapat traksi maksimal, yaitu: 2WD/ part time 4WD/ full time 4WD.
Proses aktivasi drive train system masih dilakukan secara manual.
Pada drive train system ini masih terdapat fitur Low Range Gear (L4), sehingga sangat fleksible bisa untuk: menarik atau mengangkut beban ekstra berat, mendaki tanjakan ekstra terjal (kemiringan >45*) dan tangguh di segala medan, terutama medan off road berat.
Contoh: Jeep Cheerokee, Jeep Grand Cheerokee, Mitsubishi Montero, dll.
> Permanent 4WD, adalah termasuk Full Time 4WD karena drive train system 4WD bersifat permanen, sehingga selain memberikan traksi yang lebih baik (4 roda secara serentak memberikan gaya traksi) juga dapat digunakan setiap saat/ sehari-hari pada berbagai kondisi medan jalanan, baik jalan raya maupun medan off-road, yaitu berkat adanya komponen Centre Differential pada Tranfer Case.
Pada drive train system ini masih terdapat fitur Low Range Gear (L4), sehingga sangat fleksible bisa untuk: menarik atau mengangkut beban ekstra berat, mendaki tanjakan ekstra terjal (kemiringan >45*) dan tangguh di segala medan, terutama medan off road berat.
Proses pemindahan fitur H4 ke L4 atau sebaliknya, sudah berlangsung secara otomatis.
Proses pemindahan fitur H4 ke L4 atau sebaliknya, sudah berlangsung secara otomatis.
Tenaga mesin yang disalurkan secara permanen pada ke empat roda, membuat handling lebih presisi dan tingkat stabilitas yang lebih baik
Contoh: Jeep Mercedes G500, Range Rover, Land Rover Defender, Toyota Prado, dll.
Note:
Pada sistem Permanent 4WD hanya terdapat dua fitur, yaitu H4 dan L4. dengan demikian H2 untuk 2WD sudah dihilangkan.
> All Wheel Drive/ AWD, adalah termasuk Full Time 4WD dimana keempat roda masing-masing tidak saling bergantung/ independen. Distribusi power mesin sudah computerized (diatur oleh CPU) serta sudah dilengkapi pula Traction Control System, sehingga setiap roda mampu mengeluarkan gaya traksi yang kuat.
AWD dapat digunakan di jalan raya biasa, dimana Centre Differential akan mengunci dan membuka secara otomatis.Kemampuan AWD tidak semantap 4WD, karena tidak memiliki fitur Low Range Gear (L4) dan ini adalah perbedaan mendasar antara AWD terhadap 4WD, meskipun begitu AWD tetap mantap untuk diajak melahap jalan berkerikil, padang pasir dan jalan-jalan setapak di hutan-hutan pedalaman.
Contoh: Mitsubishi Eclipse, BMW X3, BMW X5, Subaru, dll.
Note:
4WD & AWD dibuat untuk mengatasi kelemahan yang terjadi pada penggerak 2WD, yaitu gejala oversteering/ understeering, hingga didapatkan pengendalian yang lebih presisi dan tingkat stability lebih tinggi.
Pada 4WD & AWD, karena yang merupakan penggerak adalah keempat rodanya, maka daya cengkeram ban bertambah besar, sehingga cocok untuk jalan segala medan serta jalan dengan banyak tanjakan terjal.
Asyiiik! |
e. Kelebihan dan Kekurangan 2WD & 4WD.
Salah satu cara, agar mobil yang kita pilih kemudian diputuskan untuk membelinya nantinya tidak bakal merongrong serta memiliki performance tinggi (sangat efisien dan efektif), yaitu dengan cara mencermati kelebihan/ merit/ m dan kekurangan/ demerit/ dm dari drive train system yang dicangkokkan padanya, sbb:
Penampakan beberapa mobil dengan drive train system berbeda:
Mengulang, komponen-komponen dari drive train system, secara global.
Salah satu cara, agar mobil yang kita pilih kemudian diputuskan untuk membelinya nantinya tidak bakal merongrong serta memiliki performance tinggi (sangat efisien dan efektif), yaitu dengan cara mencermati kelebihan/ merit/ m dan kekurangan/ demerit/ dm dari drive train system yang dicangkokkan padanya, sbb:
Penampakan beberapa mobil dengan drive train system berbeda:
Beberapa Mobil SUV Dengan Sistem Penggerak yang Berbeda, yaitu: Toyota Forturner~RWD, Honda CRV 2.4L~FWD, BMW X5~AWD. |
Mengulang, komponen-komponen dari drive train system, secara global.
Komponen-Komponen Lengkap Drive Train System. |
Drive train system 2WD:
> Rear Wheel Drive/ RWD.
m: cocok untuk mobil pengangkut penumpang/ barang berat, lebih tahan banting karena roda depan hanya untuk kemudi & roda belakang untuk bergerak maju/ mundur, cocok untuk beroperasi di jalan jelek, relatif lebih mantap untuk jalan di tanjakan, kerja power steering lebih ringan karena fungsi roda depan hanya sebagai kemudi, bisa untuk membelok patah karena roda depan sebagai kemudi tidak dibatasi geraknya dengan absennya komponen Front Drive Axle seperti pada FWD, cocok untuk mobil bertenaga gajah/ super car/ hiper car, misal: Ferrari California, Porsche Cayman, Aston Martin Vanguish, dll.
dm: memiliki total item komponen drive train system relatif lebih banyak (ciri: memiliki Rear Drive Shaft/ as kopel & Rear Differential/ gardan belakang) dibanding FWD, bobot lebih berat, lebih boros BBM, kerugian mekanis lebih besar, sehingga lebih banyak power mesin terbuang ketika sampai ke roda belakang, kabin tidak rata karena adanya tonjolan kolong untuk Rear Drive Shaft, ruang bagasi lebih kecil karena keberadaan komponen Rear Differential, menyimpan gejala oversteer (ketika belok roda belakang cenderung membuang/ ngepot, sehingga roda depan cenderung nggeloyor ke sisi dalam, keluar dari track sebenarnya), ban belakang lebih cepat gundul sehingga perlu ada rotasi ban secara berkala.
Note:
Mobil RWD banyak di temui pada mobil-mobil era 1990an kebawah.
Gejala oversteer merupakan inti dari olah raga otomotif drifting, sehingga mobil RWD sangat populer digunakan dalam olah raga ybs.
> Front Wheel Drive/ FWD.
m: memiliki total item komponen drive train system paling sedikit, ongkos produksi lebih murah, bobot lebih ringan, lebih irit BBM, kerugian mekanis kecil sehingga lebih bertenaga, posisi mesin searah ban meringankan beban mesin, kabin rata nyaman, lebih senyap karena tanpa komponen Rear Differential/ gardan belakang, ruang bagasi lebih lega.
> Rear Wheel Drive/ RWD.
m: cocok untuk mobil pengangkut penumpang/ barang berat, lebih tahan banting karena roda depan hanya untuk kemudi & roda belakang untuk bergerak maju/ mundur, cocok untuk beroperasi di jalan jelek, relatif lebih mantap untuk jalan di tanjakan, kerja power steering lebih ringan karena fungsi roda depan hanya sebagai kemudi, bisa untuk membelok patah karena roda depan sebagai kemudi tidak dibatasi geraknya dengan absennya komponen Front Drive Axle seperti pada FWD, cocok untuk mobil bertenaga gajah/ super car/ hiper car, misal: Ferrari California, Porsche Cayman, Aston Martin Vanguish, dll.
dm: memiliki total item komponen drive train system relatif lebih banyak (ciri: memiliki Rear Drive Shaft/ as kopel & Rear Differential/ gardan belakang) dibanding FWD, bobot lebih berat, lebih boros BBM, kerugian mekanis lebih besar, sehingga lebih banyak power mesin terbuang ketika sampai ke roda belakang, kabin tidak rata karena adanya tonjolan kolong untuk Rear Drive Shaft, ruang bagasi lebih kecil karena keberadaan komponen Rear Differential, menyimpan gejala oversteer (ketika belok roda belakang cenderung membuang/ ngepot, sehingga roda depan cenderung nggeloyor ke sisi dalam, keluar dari track sebenarnya), ban belakang lebih cepat gundul sehingga perlu ada rotasi ban secara berkala.
Note:
Mobil RWD banyak di temui pada mobil-mobil era 1990an kebawah.
Gejala oversteer merupakan inti dari olah raga otomotif drifting, sehingga mobil RWD sangat populer digunakan dalam olah raga ybs.
> Front Wheel Drive/ FWD.
m: memiliki total item komponen drive train system paling sedikit, ongkos produksi lebih murah, bobot lebih ringan, lebih irit BBM, kerugian mekanis kecil sehingga lebih bertenaga, posisi mesin searah ban meringankan beban mesin, kabin rata nyaman, lebih senyap karena tanpa komponen Rear Differential/ gardan belakang, ruang bagasi lebih lega.
dm: tidak cocok untuk mobil pengangkut barang berat, usia kaki2 pendek, kurang bertenaga di tanjakan, kerja power steering lebih berat karena fungsi ganda roda depan sebagai kemudi dan penggerak, kurang cocok untuk mesin gajah diatas 400 hp, menyimpan gejala understeer (ketika belok roda depan cenderung nggeloyor ke sisi luar, keluar dari track sebenarnya), ban depan lebih cepat gundul sehingga perlu ada rotasi ban secara berkala.
Drive train system 4 WD:
> Part Time 4WD.
m: memiliki fitur 2WD (H2) dan fitur 4WD (H4 & L4) berkat adanya komponen Transfer Case, mobil dapat digunakan di jalan biasa berkat adanya fitur H2, pada posisi 4WD maka keempat roda berfungsi sebagai sumber gaya traksi sehingga mobil memiliki tingkat presisi tinggi saat belok atau melakukan maneuver serta memiliki tingkat stability tinggi, terdapat fitur Low Range Gear (L4) sehingga sangat fleksible bisa untuk menarik atau mengangkut beban ekstra berat, mendaki tanjakan ekstra terjal (kemiringan > 45*) dan tangguh di segala medan terutama medan off road berat.
dm: memiliki bobot lebih berat karena dijejali banyak komponen 4WD, fitur 4WD (H4 & L4) hanya bisa dipakai di medan off road, tidak dilengkapi dengan komponen Centre Differential, tidak dilengkapi dengan komponen Hub Lock manual (boro-boro Automatic Free Wheeling Hub, haha), lebih boros BBM, tidak praktis karena pemilihan fitur drive train system dari 2WD ke 4WD atau sebaliknya masih dilakukan secara manual, memiliki harga paling mahal diantara variant-nya.
Note:
Pemilihan fitur drive train system dari 2WD ke 4WD atau sebaliknya, sebenarnya sudah bisa dilakukan dengan sambil melaju di bawah kecepatan 100 Kph asal Part Time 4WD ybs. sudah dilengkapi dengan Shift on The Fly System.
Pemilihan fitur drive train system dari 2WD ke 4WD atau sebaliknya, sebenarnya sudah bisa dilakukan dengan sambil melaju di bawah kecepatan 100 Kph asal Part Time 4WD ybs. sudah dilengkapi dengan Shift on The Fly System.
> Selectable 4WD.
m: lebih fleksible dalam memilih drive train system, yaitu: 2WD/ part time 4WD/ full time 4WD, sudah dilengkapi dengan komponen Centre Differential yang berfungsi mengatur roda depan dan belakang berputar secara independen saat berbelok atau saat salah satu roda kehilangan traksi, masih terdapat fitur Low Range Gear (L4) sehingga sangat fleksible bisa untuk menarik atau mengangkut beban ekstra berat, mendaki tanjakan ekstra terjal (kemiringan > 45*) dan tangguh di segala medan terutama medan off road berat.
dm: memiliki bobot lebih berat karena dijejali banyak komponen 4WD termasuk komponen Centre Differential, lebih boros BBM, tidak praktis karena pemilihan fitur drive train system yang ada masih dilakukan secara manual, memiliki harga paling mahal diantara variant-nya.
> Permanent 4WD (Full Time 4WD).
m: keempat roda berfungsi sebagai sumber gaya traksi, memiliki tingkat presisi tinggi saat belok atau melakukan maneuver, memiliki tingkat stability tinggi, memiliki fitur Low Gear Ratio (L4), karena masih memiliki fitur H4 dan L4 sehingga cocok dipakai untuk segala medan termasuk tanjakan ekstra terjal (kemiringan > 45*) dan medan off road berat serta menarik atau mengangkut beban ekstra berat, lebih praktis karena pemindahan fitur H4 ke L4 atau sebaliknya berlangsung secara otomatis.
dm: memiliki bobot lebih berat karena dijejali banyak komponen 4WD termasuk komponen Centre Differential, lebih boros BBM, tidak memiliki fitur H2 karena bergerak dengan 4WD secara permanent, distribusi power mesin ke setiap roda belum computerized, memiliki harga paling mahal diantara variant-nya.
> All Wheel Drive/ AWD (Full Time 4WD).
m: keempat roda bergerak secara independen sebagai sumber gaya traksi dimana distribusi power mesin ke setiap roda sudah diatur secara computerized, jika salah satu roda kehilangan traksi/ slip maka power ditransfer ke roda lainnya sehingga mobil tetap stabil, memiliki tingkat presisi tinggi saat belok atau melakukan maneuver, memiliki tingkat stability tinggi, cocok dipakai untuk segala medan termasuk tanjakan terjal biasa dan medan off road ringan.
dm: memiliki bobot lebih berat karena dijejali banyak komponen AWD, lebih boros BBM, tidak memiliki fitur Low Gear Ratio (L4) sehingga tidak cocok untuk menjelajahi medan off road berat/ mendaki tanjakan ekstra terjal (kemiringan > 45*) serta menarik atau mengangkut beban ekstra berat, memiliki harga paling mahal diantara variant-nya.
Ok, dari bla bla bla merit demerit di atas mudah-mudahan bisa dijadikan bekal saat akan meminang mobil tertentu, agar sesuai dengan minat, bakat dan tujuan serta ketebalan kantong masing-masing, sehingga terhindar dari perasaan menyesal tujuh turunan nantinya, haha.
Good Luck & Peace!
No comments:
Post a Comment